Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Tahunan di Pasar Kembang Cikini, Pedagang Beralih Jadi Penjual Parsel demi Teruskan Usaha Keluarga

Kompas.com - 08/04/2024, 18:42 WIB
Baharudin Al Farisi,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang di Pasar Kembang Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, sementara ini memilih menjadi penjual parsel.

Hal ini bukan kejadian yang tiba-tiba, melainkan telah jadi momentum tahunan para pedagang untuk menjual parsel menjelang hari besar.

“Satu tahun, saya biasanya dua kali berjualan parcel. Menjelang lebaran dan natal,” ungkap salah aatu penjual parsel bernama Diki (37) saat ditemui Kompas.com, Senin (8/4/2024).

Baca juga: Sebut Penjualannya Menurun, Pedagang Parsel di Cikini: Banyak Pembeli Terima THR Mepet Lebaran

Kalau bukan menjelang Idul Fitri atau Natal, Diki merupakan seorang pedagang nasi di Pasar Kembang Cikini.

“(Jadi penjual parsel di Pasar Kembang Cikini) sudah delapan tahun. Kalau di sini, rata-rata turun-temurun. Dari orangtua, sekarang anak-anaknya yang teruskan,” ujar Diki.

Dulu, ungkap Diki, para orangtua bukan berjualan di Pasar Kembang Cikini, tetapi di Stasiun Cikini.

“Mungkin (waktu di Stasiun Cikini) dari saya belum lahir kali ya. Dari zaman desainnya keranjang rotan dan sekarang desainnya lebih ke anak-anak,” kata Diki.

Hal serupa juga disampaikan oleh Salsa (24), pedagang parsel yang lain di Pasar Kembang Cikini.

“(Kalau bukan jelang Lebaran), sebenarnya ready. Tapi, kalau bazar, ya tahunan. Iya, pedagang bunga,” ungkap Salsa dalam kesempatan berbeda.

Baca juga: Penjual Parsel di Cikini: Modal Rp 50 Juta, Untungnya 20 Persen

“Tapi, memang dari dulu, dari zaman tahun 1990, memang sudah ada parsel di Stasiun Cikini, di bawah. Itu memang kita sudah jualan dulu, itu orangtua saya jualannya keranjang. Kalau bulan Ramadhan, parsel,” lanjutnya.

Salsa menuturkan, sejak usianya masih lima tahun, dia sudah berada di toko bersama orangtuanya.

“Iya, saya teruskan usaha orangtua. Setiap pedagang di sini memang rata-rata meneruskan, di sini sudah punya market-nya masing-masing,” ungkap Salsa.

Meski begitu, usaha ini menjadi penghasilan sampingan untuk Salsa. Sehari-hari, dia merupakan karyawan swasta di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com