Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mamah Penganyam Daun Ketupat di Bogor, Produksi 1000 Ketupat Dalam Sehari

Kompas.com - 08/04/2024, 18:32 WIB
Ruby Rachmadina,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Jari jemari Mamah (67) warga Kampung Bojong Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, begitu mahir menganyam satu helai daun kelapa untuk dijadikan ketupat.

Tak heran, sudah 15 tahun Mamah memproduksi cangkang ketupat untuk kemudian ia jual ke pasar-pasar di Kota Bogor.

Dalam sehari, kata Mamah, dirinya mampu menghasilkan 700-800 cangkang ketupat.

Jumlah tersebut bisa bertambah, terutama di bulan Ramadhan seperti saat ini, produksi cangkang ketupat bisa mencapai 1.000 dalam sehari.

“Kalau sekarang bisa sampai 1.000 karena peminatnya juga banyak. Kalau hari biasa paling ratusan,” ucap Mamah saat diwawancarai Kompas.com, Senin (8/4/2024).

Baca juga: 5 Fakta Ketupat, Simbol Keberagaman yang Identik dengan Lebaran

Bagi Mamah, menganyam daun ketupat menjadi ladang rezeki baginya.

Berbekal dari pengalaman belajar dengan sang suami, kini ia bisa mencukupi kebutuhan dapur sehari-hari.

“Awalnya diajarin sama suami, lama-lama jadi kebiasaan. Sekarangmah ya gitu aja sambil diam sambil nganyam daun jadi ketupat,” ujarnya.

Rupanya, produksi cangkang ketupat di rumahnya tidak hanya berlangsung di bulan Ramadhan, melainkan juga di hari-hari biasa.

Cangkang ketupat buatan Mamah dijual dengan harga yang beragam, mulai dari Rp 10.000 sampai Rp. 15.000 untuk satu ikat tergantung ukuran ketupat.

Satu ikat ketupat berisi 10 buah cangkang ketupat.

“Kalau harga itu tergantung dari besar atau kecilnya. Kalau yang gede Rp 15.000 isinya 10,” ujarnya.

Baca juga: Jualan Kulit Ketupat di Pasar Pondok Labu, Rusni Raup Keuntungan Jutaan Rupiah dalam 3 Hari

Cangkang ketupat buatan Mamah bisa dibeli di Pasar Bogor, Pasar Anyar dan warga juga bisa membeli secara langsung di rumah Mamah.

Diketahui, setiap orang yang tinggal di Kampung Bojong memiliki profesi yang sama dengan Mamah.

Kurang lebih, sekitar 50 rumah di kampung itu turut membuat cangkang ketupat setiap harinya.

Maka kini, Kampung Bojong mendapat julukan sebagai Kampung Ketupat.

“Di sini hampir semuanya sama kayak saya. Bikin ketupat, tapi ada yang cuma bikin cangkangnya aja, sama ada yang bikin ketupat yang udah ada nasinya, udah matang,” ucap Mamah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com