Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Kompas.com - 16/05/2024, 07:50 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah orangtua calon taruna (catar) Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta 2024 meminta Kementerian Perhubungan tidak menutup pendaftaran dan tetap melanjutkan proses seleksi masuk kampus tersebut.

"Terus terang, anaknya kecewa jangan sampai ditutup (pendaftarannya) gitu, dia pengin banget sekolah di situ, ya Allah," ujar Usmiawati salah satu orang tua catar STIP tahun 2024 kepada awak media di Markas Corps Alumni Akademi Ilmu Pelayaran, Koja, Jakarta Utara, Rabu (15/5/2024).

Baca juga: Seleksi Mahasiswa Baru STIP Ditunda, Calon Taruna: Jangan Sampai Pak Menteri Hancurkan Mimpi Kami

Ia ingin memperjuangkan cita-cita buah hatinya.

Anak Usmiawati memang sudah mendambakan menjadi taruna STIP sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Selama ini, ia menyaksikan perjuangan anaknya melakukan persiapan agar bisa lolos menjadi taruna STIP.

"Dia belajar terus, fisik sudah optimal, lari sudah mencapai target, push up, semuanya. Berharap jangan ditutup aja mohon, ya Allah," sambung dia sambil berlinang air mata.

Orangtua catar lain bernama Kendara Norma asal Sulawesi juga tak menyerah untuk memperjuangkan cita-cita anaknya masuk STIP.

"Saya kurang lebih dua minggu berada di Jakarta mengantar anak saya tes, karena cita-citanya juga mau masuk STIP biar bisa jadi pelaut. Tujuannya hanya ingin membanggakan kedua orangtua," kata Kendara sambil menangis.

Baca juga: Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Pengumuman ditutupnya penerimaan mahasiswa baru STIP disampaikan secara mendadak dan membuat para orang tua catar kebingungan.

Pasalnya, belum diketahui jelas kapan pendaftaran atau seleksi mahasiswa baru STIP kembali dilanjutkan.

"Saya dari Sulawesi bingung mau balik biaya tiket mahal, menunggu informasi yang tidak ada kepastian kan juga bingung," ujar Kendara.

Para orangtua catar, termasuk Kendara, berharap, Kemenhub dan STIP tetap melanjutkan serangkaian tes seleksi untuk mahasiswa baru.

"Setidaknya, tes ini dilanjutkan dan janganlah diputus harapan dan cita-cita anak-anak kami, kasihan mereka yang sudah melakukan persiapan berbulan-bulan, tujuan mereka hanya masuk STIP," pungkas dia.

Baca juga: Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menunda penerimaan mahasiswa baru STIP buntut kasus penganiayaan Putu Satria Ananta Rustika (19) hingga tewas di tangan seniornya, Tegar Rafi Sanjaya (21).

Padahal, para catar sudah melakukan tes pertama di bidang akademik dan sudah membayar uang pendaftaran Rp 2 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Sebut Judi 'Online' Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Polda Metro Sebut Judi "Online" Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Megapolitan
Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Megapolitan
Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Megapolitan
Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Megapolitan
Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Megapolitan
Kapolda Metro: Judi 'Online' Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Kapolda Metro: Judi "Online" Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Megapolitan
Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com