Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kompas.com - 21/05/2024, 17:51 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudir (56), salah satu warga Kampung Susun Bayam (KSB) mengatakan, penggerudukan yang terjadi hari ini, Selasa (21/5/2024), merupakan upaya Jakpro mendesak warga mengosongkan rusun sesegera mungkin.

"Dari mereka TNI, Polri, Satpol PP, bahkan keamanan JIS (Jakarta International Stadium) meminta begitu suruh mengosongkan (rusun)," kata Sudir saat diwawancarai Kompas.com di depan JIS, Selasa (21/5/2024).

Penggerudukan terjadi pagi tadi, sekitar pukul 10.00 WIB. Ratusan sekuriti yang mengaku diperintah Jakpro datang berbondong-bondong ke Rusun KSB secara tiba-tiba.

Baca juga: Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Padahal sebelumnya menurut Sudir, pihak Jakpro tidak memberikan surat pemberitahuan atau peringatan apa pun kepada warga.

Warga yang tengah asik bersantai di unit masing-masing langsung berhamburan keluar.

Mereka berusaha semampu mungkin menahan agar para sekuriti tidak masuk ke dalam rusun.

Bukan hanya sekuriti, Sudir mengeklaim banyak preman yang tak tahu asalnya dari mana ikut berdatangan.

Baca juga: Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

"Yang saya tahu dari Satpol PP, keamanan JIS ini bukan mutlak keamanan JIS semua enggak tahu dari mana bahkan preman orang-orang timur banyak di dalam," jelas Sudir.

Baik preman dan sekuriti meminta warga KSB segera mengemasi barang bawaan dan meninggalkan rusun.

Sudir menjelaskan, sampai saat ini warga KSB masih tetap kekeuh bertahan di dalam rusun.

Puluhan warga duduk di pelataran rusun sambil melakukan mediasi dengan berbagai pihak, baik kuasa hukum, pihak kepolisian, dan lainnya.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi hingga pukul 17.19 WIB, akses jalan menuju Rusun KSB masih dijaga ketat para sekuriti.

Baca juga: Ahmad Sahroni Minta Polisi Tak Gunakan Cara Represif terhadap Warga Kampung Susun Bayam

Setiap tamu yang hendak masuk ke dalam rusun ditanya keperluannya oleh para sekuriti yang berjaga.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, polemik antara Jakpro dengan warga KSB memang belum berkahir hingga kini.

Polemik itu terjadi usai warga KSB bersedia rumahnya digusur untuk pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).

Awalnya, pihak Jakpro dan Gubernur DKI Jakarta saat itu, Anies Baswedan, berjanji akan membuatkan rusun di belakang JIS bagi warga yang rumahnya terkena gusur.

Namun, saat JIS sudah mulai beroperasi pihak Jakpro meminta agar warga KSB menempati Rusun Nagrak di Cilincing, Jakarta Utara.

Sebagian warga KSB menyutujui hal itu, namun sebagian lagi memilih bertahan di rusun KSB hingga saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Sebut Judi 'Online' Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Polda Metro Sebut Judi "Online" Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Megapolitan
Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Megapolitan
Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Megapolitan
Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Megapolitan
Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Megapolitan
Kapolda Metro: Judi 'Online' Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Kapolda Metro: Judi "Online" Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Megapolitan
Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com