Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Regulasi Kuat untuk Cegah Anak Terpapar Iklan Rokok

Kompas.com - 09/06/2024, 19:34 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mencegah anak-anak terpapar iklan atau promosi rokok sejak dini sangat penting untuk melindungi mereka dari bahaya rokok.

Regulasi yang kuat serta gerakan segenap masyarakat sipil diyakini bisa mencegah anak-anak terpapar iklan rokok dan menjauhi zat berbahaya itu.

Yayasan Lentera Anak mencatat, industri tembakau mempengaruhi dan mengganggu kaum muda dengan menghabiskan sekitar 8 miliar dolar per tahun untuk berbagai bentuk iklan.

Oleh sebab itu, dalam rangka menyambut Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2024, Yayasan Lentera Anak mengajak kaum muda berolahraga bersama sambil menggaungkan pesan untuk menjauhi rokok.

"Melalui 'Group Run and Walk 2024' kami menggerakkan masyarakat, dan khususnya anak muda, untuk menunjukkan kekuatan persatuan dan mengambil sikap atas hak asasi untuk masa depan yang sehat,” ujar Project Officer Lentera Anak, Bagja Nugraga dikutip dari keterangan yang diterima Kompas.com, Minggu (9/6/2024).

Baca juga: Iklan Rokok Marak di Medsos, Kemenkes: Belum Ada Aturannya

Bagja mengatakan, kegiatan ini diisi dengan berolahraga bersama, yakni jalan kaki dan juga berlari, yang berlangsung di beberapa kota di seluruh dunia.

Selain itu, menurut dia, kegiatan ini tidak hanya mempromosikan hidup sehat dengan berolahraga, tetapi juga menekankan pentingnya upaya-upaya pencegahan anak menjadi target pemasaran industri rokok yang manipulatif.

Dina Kania, National Professional Officer Policy and Legislation WHO Indonesia, yang menjadi salah satu peserta kegiatan ini merasa bangga bisa ikut serta dalam memerangi bahaya rokok pada anak.

"Bagi saya kegiatan ini sangat penting sebagai bentuk dukungan anak muda untuk menolak segala bentuk pemasaran industri rokok yang masif dalam menyasar anak," ujar Dina.

Baca juga: Mengapa Industri Rokok Menyasar Anak Muda

Senada dengan Dina, Renaldo Pratama, perwakilan dari Gerakan Muda FCTC (Framework Convention on Tobacco Control), juga berharap kegiatan seperti ini bisa terus berlangsung secara konsisten sebagai aksi solidaritas perlindungan anak.

"Masyarakat harus sadar bahwa anak adalah target pasar potensial industri rokok. Segala bentuk pemasaran dilakukan untuk menyasar anak, mulai dari iklan, promosi hingga sponsor rokok," terangnya.

Ia pun mendorong pemerintah menciptakan regulasi yang kuat agar anak-anak tak rentan terpapar iklan rokok.

"Jika anak tidak terlindungi dengan regulasi, maka anak semakin rentan terpapar rokok. Jadi kehadiran kami di sini untuk mendukung agar regulasi pengendalian tembakau semakin kuat guna melindungi anak," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Sebut Judi 'Online' Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Polda Metro Sebut Judi "Online" Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Megapolitan
Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Megapolitan
Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Megapolitan
Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Megapolitan
Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Megapolitan
Kapolda Metro: Judi 'Online' Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Kapolda Metro: Judi "Online" Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Megapolitan
Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com