Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Luangkan Waktu, Bikin Banyak Memori sama Keluarga, Kita Enggak Tahu sampai Kapan sama Mereka..."

Kompas.com - 02/07/2024, 15:50 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Segala hal-hal baik selalu terlintas dipikiran Dea. Dia menganggap bahwa ayah dan kakeknya telah berada di tempat yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

“Tapi kalau sekarang, saya sering pikir, bokap sama kakek sayas udah di tempat yang jauh lebih baik, dan sudah enggak sakit-sakit lagi,” ungkap Dea.

Pikiran itu memang Dea selalu terlintas dalam benaknya karena mengingat beberapa waktu sebelum kakek dan ayahnya menghadap Sang Pencipta.

“Karena waktu itu kakek saya meninggalnya kesepian, sendirian di ruang ICU. Kita (keluarga) tahunya opa meninggal pas paginya, dan kayaknya dia sudah meninggal dari dini hari,” kata Dea.

Baca juga: UNHCR: Kami Tak Pernah Inginkan Pencari Suaka Menginap di Depan Kantor

“Kalau bokap kan memang saya melihat langsung di Wisma Atlet, bagaimana dia berjuang dengan oksigen yang terbatas, pasien di situ bener-benar membludak. Jadi, saya lihat sendiri bagaimana sakitnya dia,” ucap Dea.

Dia meyakini, siapa pun yang ditinggal pergi oleh orang terkasih, pasti tetap akan menganggapnya seperti mimpi.

“Mau berapa lama pun sudah berlalu ya. Kalau saya ditinggal bokap sampai sekarang, rasanya kayak bokap lagi kerja ke luar kota yang lama,” kata Dea.

Oleh karena itu, dia selalu berkeinginan agar ayah dan kakeknya hadir di mimpinya saat Dea terlelap dalam tidurnya.

Baca juga: Penyesalan Pria di Jaktim, Sibuk dengan Dunia Sendiri, Lupa Bahagiakan Orangtua

Gala Bunga Matahari

Beberapa waktu terakhir, lagu “Gala Bunga Matahari” dari penyanyi Salmantyo Ashrizky Priadi alias Sal Priadi viral di media sosial.

Tembang dengan lirik yang sangat emosional itu menggambarkan sebuah rasa rindu seseorang terhadap orang terkasih yang telah menghadap Sang Pencipta.

Melalui unggahan Instagram-nya, Sal Priadi mengajak pendengar untuk berbagi bunga matahari saat tembang "Gala Bunga Matahari" dilantunkan.

"Lain waktu, kalau kalian bawa bunga matahari saat "Gala Bunga Matahari" dimainkan, lihatlah kanan kiri, adakah di antara orang itu sedang menangis atau sedih, mungkin baru saja kehilangan,” tulis Sal Priadi, dikutip Kompas.com, Senin (1/7/2024).

“Kasih bunganya ke dia saja, kenalan, bilang kalau dia enggak sendirian," lanjutnya.

Sal Priadi juga mengajak seseorang jika mempunyai rezeki lebih untuk membeli bunga matahari lalu menaruhnya di atas makam orang tersayang.

Sementara itu, enam makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, tampak berhias bunga matahari, Senin (1/7/2024).

Pemandangan ini berbeda dari biasanya. Sebab, tidak sedikit peziarah menggunakan bunga tabur mawar, melati, atau sedap malam di atas pusara.

Meski kuburan di TPU Tanah Kusir masih didominasi dengan bunga tabur, bunga matahari mampu menyita perhatian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPBD DKI Jakarta: Ada 4 RT di Dua Kelurahan yang Tergenang

BPBD DKI Jakarta: Ada 4 RT di Dua Kelurahan yang Tergenang

Megapolitan
Disdik DKI Janji KJP Plus Gelombang 1 Tahap 2 Bakal Cair Pekan Depan

Disdik DKI Janji KJP Plus Gelombang 1 Tahap 2 Bakal Cair Pekan Depan

Megapolitan
Jasa Marga Lakukan Rekayasa Lalu Lintas di Exit Tol Veteran Imbas Longsor di Pesanggrahan

Jasa Marga Lakukan Rekayasa Lalu Lintas di Exit Tol Veteran Imbas Longsor di Pesanggrahan

Megapolitan
Sabtu Malam, Jalan Raya Kalimalang Macet Total Imbas Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa

Sabtu Malam, Jalan Raya Kalimalang Macet Total Imbas Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa

Megapolitan
Banyak Kendaraan Mogok Akibat Nekat Menerabas Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa

Banyak Kendaraan Mogok Akibat Nekat Menerabas Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa

Megapolitan
Hujan Mulai Reda, 42 RT di Jakarta Masih Tergenang Banjir

Hujan Mulai Reda, 42 RT di Jakarta Masih Tergenang Banjir

Megapolitan
Dua RT di Kebon Jeruk Masih Terendam Banjir

Dua RT di Kebon Jeruk Masih Terendam Banjir

Megapolitan
Warga Sebut Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa Imbas Kalimalang Meluap

Warga Sebut Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa Imbas Kalimalang Meluap

Megapolitan
Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa, Lalu Lintas dari Kalimalang Arah Jakarta Macet Total

Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa, Lalu Lintas dari Kalimalang Arah Jakarta Macet Total

Megapolitan
Penjelasan BMKG soal Jakarta Dilanda Hujan di Musim Kemarau

Penjelasan BMKG soal Jakarta Dilanda Hujan di Musim Kemarau

Megapolitan
KRL Tujuan Bekasi Sempat Tertahan 30 Menit di Stasiun Tanah Abang

KRL Tujuan Bekasi Sempat Tertahan 30 Menit di Stasiun Tanah Abang

Megapolitan
Longsor, Jalan Mulya Bakti Pesanggrahan Tak Bisa Dilalui Kendaraan

Longsor, Jalan Mulya Bakti Pesanggrahan Tak Bisa Dilalui Kendaraan

Megapolitan
Hujan Lebat Disertai Angin Kencang, 4 Pohon di Jakpus dan Jakbar Tumbang

Hujan Lebat Disertai Angin Kencang, 4 Pohon di Jakpus dan Jakbar Tumbang

Megapolitan
Warga Sudah Surati Pemkot Jakut untuk Minta Perbaiki Jalan Cekung di Muara Angke

Warga Sudah Surati Pemkot Jakut untuk Minta Perbaiki Jalan Cekung di Muara Angke

Megapolitan
Teka-teki Tewasnya Wanita Paruh Baya Dalam Toilet Kos di Cipayung dengan Posisi Telungkup

Teka-teki Tewasnya Wanita Paruh Baya Dalam Toilet Kos di Cipayung dengan Posisi Telungkup

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com