Segala hal-hal baik selalu terlintas dipikiran Dea. Dia menganggap bahwa ayah dan kakeknya telah berada di tempat yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
“Tapi kalau sekarang, saya sering pikir, bokap sama kakek sayas udah di tempat yang jauh lebih baik, dan sudah enggak sakit-sakit lagi,” ungkap Dea.
Pikiran itu memang Dea selalu terlintas dalam benaknya karena mengingat beberapa waktu sebelum kakek dan ayahnya menghadap Sang Pencipta.
“Karena waktu itu kakek saya meninggalnya kesepian, sendirian di ruang ICU. Kita (keluarga) tahunya opa meninggal pas paginya, dan kayaknya dia sudah meninggal dari dini hari,” kata Dea.
Baca juga: UNHCR: Kami Tak Pernah Inginkan Pencari Suaka Menginap di Depan Kantor
“Kalau bokap kan memang saya melihat langsung di Wisma Atlet, bagaimana dia berjuang dengan oksigen yang terbatas, pasien di situ bener-benar membludak. Jadi, saya lihat sendiri bagaimana sakitnya dia,” ucap Dea.
Dia meyakini, siapa pun yang ditinggal pergi oleh orang terkasih, pasti tetap akan menganggapnya seperti mimpi.
“Mau berapa lama pun sudah berlalu ya. Kalau saya ditinggal bokap sampai sekarang, rasanya kayak bokap lagi kerja ke luar kota yang lama,” kata Dea.
Oleh karena itu, dia selalu berkeinginan agar ayah dan kakeknya hadir di mimpinya saat Dea terlelap dalam tidurnya.
Baca juga: Penyesalan Pria di Jaktim, Sibuk dengan Dunia Sendiri, Lupa Bahagiakan Orangtua
Beberapa waktu terakhir, lagu “Gala Bunga Matahari” dari penyanyi Salmantyo Ashrizky Priadi alias Sal Priadi viral di media sosial.
Tembang dengan lirik yang sangat emosional itu menggambarkan sebuah rasa rindu seseorang terhadap orang terkasih yang telah menghadap Sang Pencipta.
Melalui unggahan Instagram-nya, Sal Priadi mengajak pendengar untuk berbagi bunga matahari saat tembang "Gala Bunga Matahari" dilantunkan.
"Lain waktu, kalau kalian bawa bunga matahari saat "Gala Bunga Matahari" dimainkan, lihatlah kanan kiri, adakah di antara orang itu sedang menangis atau sedih, mungkin baru saja kehilangan,” tulis Sal Priadi, dikutip Kompas.com, Senin (1/7/2024).
“Kasih bunganya ke dia saja, kenalan, bilang kalau dia enggak sendirian," lanjutnya.
Sal Priadi juga mengajak seseorang jika mempunyai rezeki lebih untuk membeli bunga matahari lalu menaruhnya di atas makam orang tersayang.
Sementara itu, enam makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, tampak berhias bunga matahari, Senin (1/7/2024).
Pemandangan ini berbeda dari biasanya. Sebab, tidak sedikit peziarah menggunakan bunga tabur mawar, melati, atau sedap malam di atas pusara.
Meski kuburan di TPU Tanah Kusir masih didominasi dengan bunga tabur, bunga matahari mampu menyita perhatian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.