Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Armada Transjakarta Dinilai Minim, Warga: "Special Mention" untuk Koridor 3 dan 3E

Kompas.com - 05/07/2024, 17:18 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengguna transportasi umum bernama Ditha (24) mengeluhkan minimnya armada bus transjakarta untuk koridor 3 dan 3E.

Berdasarkan pengalaman Ditha yang sehari-hari berangkat kerja menggunakan transJakarta, bus paling cepat datang berdurasi 15 menit, itu pun sangat jarang.

“Yang pengin banget ditingkatkan sih mungkin armada bus, special mention buat koridor 3 dan 3E,” kata Ditha kepada Kompas.com, Jumat (5/7/2024).

“Penumpang koridor ini tuh banyak, kalau antre panjang banget, tapi transjakarta yang datang paling cepat 15 menit,” lanjut warga Menteng, Jakarta Pusat, itu.

Baca juga: Naik Kendaraan Pribadi Kena Macet dan Terpapar Polusi, Bikin Tak Semangat Kerja Begitu Sampai Kantor

Menurut dia, hal ini sangat merugikan dari segi waktu para penggunanya transportasi umum.

Alhasil, Ditha harus berangkat kerja lebih cepat dan pulang lebih lama dari kantornya.

“Kalau berangkat, paling lama 30 menit (tunggu bus). Kalau pas pulang, pernah tunggu bus di koridor 3E sampai satu setengah jam. Sudah gila,” ucap Ditha.

Adapun koridor 3 Transjakarta melayani rute dari Monumen Nasional hingga Terminal Kalideres.

Sedangkan, koridor 3E beroperasi dari Sentraland Cengkareng hingga Puri Kembangan.

Baca juga: Alasan Warga Naik Transportasi Umum: Secara Harga Masih Terjangkau untuk Pekerja

Bus Transjakarta koridor 3E merupakan bus reguler non-BRT. Bus beroperasi dengan jurusan dari Sentraland Cengkareng hingga ke Puri Kembangan.

“Kalau pas berangkat, tunggus bus (koridor) 3E tuh dari Jembatan Baru. Kalau pulang, dari Halte Wali Kota Jakarta Barat,” tutur dia.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat pengguna transportasi publik di Jakarta hanya sekitar 4 juta orang atau dipresentasikan mencapai 18,86 persen pada 2023.

Pemprov DKI berencana meningkatkan jumlah pengguna transportasi umum hingga mencapai 30 persen di 2030.

Baca juga: Pengguna Transportasi Publik di Jakarta Hanya 18,86 Persen

Salah satu permasalahan klasik di Jakarta adalah soal kemacetan yang berdampak pada polusi udara.

Saat ini, Pemprov berupaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan menggencarkan tingginya angka penggunaan transportasi publik.

"Ini fakta yang saat ini kita lihat dalam keseharian. Mudah-mudahan Pemprov DKI terus melakukan upaya-upaya perbaikannya," kata Wakil Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syaripudin dalam diskusi Publik Institut Studi Transportasi (INSTRAN) yang diikuti Kompas.com melalui Zoom, Kamis (4/7/2024).

Syaripudin berujar, fokus Pemprov DKI saat ini tertuju pada pejalan kaki dan pesepeda, angkutan umum, kendaraan ramah lingkungan dan disinsentif kendaraan pribadi.

Upaya transportasi terintegrasi juga tengah digencarkan guna meningkatkan jumlah penumpang angkutan umum di Jakarta baik itu TransJakarta, LRT, MRT, KRL, dan lainnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehadirannya di Pilkada Tangsel Dinilai Muluskan Kemenangan Petahana, Marshel: Ya Itu Opini

Kehadirannya di Pilkada Tangsel Dinilai Muluskan Kemenangan Petahana, Marshel: Ya Itu Opini

Megapolitan
Revitalisasi Terminal Bubulak Bogor Dimulai Tahun 2025, Pemkot Anggarkan Rp 3 Miliar

Revitalisasi Terminal Bubulak Bogor Dimulai Tahun 2025, Pemkot Anggarkan Rp 3 Miliar

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Verifikasi Kembali Perbaikan Syarat Paslon Independen Dharma-Kun

KPU DKI Jakarta Verifikasi Kembali Perbaikan Syarat Paslon Independen Dharma-Kun

Megapolitan
Massa Aksi Tolak UU Cipta Kerja Bubar, Jalan Medan Merdeka Barat Sudah Bisa Dilewati

Massa Aksi Tolak UU Cipta Kerja Bubar, Jalan Medan Merdeka Barat Sudah Bisa Dilewati

Megapolitan
Caleg Gagal PPP Bantah Pakai Narkoba karena Kalah di Pileg 2024

Caleg Gagal PPP Bantah Pakai Narkoba karena Kalah di Pileg 2024

Megapolitan
Cerita Pedagang Starling di Jakarta, Cari Nafkah Jauh dari Rumah demi Anak Istri di Kampung

Cerita Pedagang Starling di Jakarta, Cari Nafkah Jauh dari Rumah demi Anak Istri di Kampung

Megapolitan
Mantan Caleg PPP Tangerang Ditangkap Polisi karena Konsumsi Narkoba

Mantan Caleg PPP Tangerang Ditangkap Polisi karena Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Rute BISKITA Trans Depok dan Cara Bayarnya

Rute BISKITA Trans Depok dan Cara Bayarnya

Megapolitan
Polisi Tangkap Penjaga Konter Pulsa yang Bawa Kabur Uang dan Ponsel Milik Bosnya

Polisi Tangkap Penjaga Konter Pulsa yang Bawa Kabur Uang dan Ponsel Milik Bosnya

Megapolitan
Sebut Kondisinya Mirip Sawah, Warga Berharap Terminal Bubulak Segera Direvitalisasi

Sebut Kondisinya Mirip Sawah, Warga Berharap Terminal Bubulak Segera Direvitalisasi

Megapolitan
Ikut Pilkada Tangsel, Marshel Widianto: Saya Tidak Akan Mengecewakan Lagi

Ikut Pilkada Tangsel, Marshel Widianto: Saya Tidak Akan Mengecewakan Lagi

Megapolitan
Ikut Pilkada Tangsel meski Punya Masa Lalu Buruk, Marshel: Saya Satu-satunya yang Berani

Ikut Pilkada Tangsel meski Punya Masa Lalu Buruk, Marshel: Saya Satu-satunya yang Berani

Megapolitan
Bayar Uang Keamanan Rp 100.000 Sebulan, Pedagang 'Starling': Enggak Masalah, biar Tenang Jualan

Bayar Uang Keamanan Rp 100.000 Sebulan, Pedagang "Starling": Enggak Masalah, biar Tenang Jualan

Megapolitan
Warkop di Jelambar Ditabrak Mobil pada Tengah Malam, Etalase Ringsek dan Peralatan Masak Rusak

Warkop di Jelambar Ditabrak Mobil pada Tengah Malam, Etalase Ringsek dan Peralatan Masak Rusak

Megapolitan
Marshel Widianto Klaim Kantongi Dukungan Sejumlah Parpol untuk Pilkada Tangsel, Salah Satunya PSI

Marshel Widianto Klaim Kantongi Dukungan Sejumlah Parpol untuk Pilkada Tangsel, Salah Satunya PSI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com