JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Menteng, Ditha (24) mengungkapkan, alasannya menggunakan transportasi umum untuk berangkat kerja adalah meminimalisir pengeluaran sehari-hari.
“Secara harga, masih terjangkau buat pekerja yang mau on budget untuk uang transportasi. Jadi, so far, transportasi umum masih jadi best option sih,” kata Ditha kepada Kompas.com, Jumat (5/7/2024).
Terlepas dari hal tersebut, Ditha tidak perlu lagi repot-repot membawa kendaraan ke kantornya yang berlokasi di daerah Puri Kembangan, Jakarta Barat.
Baca juga: Pengguna Transportasi Publik di Jakarta Hanya 18,86 Persen
“Transportasi umum sekarang (juga) sudah cukup memadai buat turun di tempat-tempat strategis, Jadi, kadang terasa lebih ‘sat set’ saja, turun halte, sudah sampai depan kantor,” ujar Ditha.
Meski begitu, alasan lain Ditha tidak menggunakan kendaraan pribadi adalah untuk mengurangi kemacetan di Jakarta.
“Jarak rumah ke kantor tuh jauh, kalau naik motor, bisa satu jam dan harus melewati macet plus polusi. Akhirnya, sampai kantor sudah enggak semangat karena capek duduk di motor dalam waktu lumayan lama,” kata Ditha.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat pengguna transportasi publik di Jakarta hanya sekitar 4 juta orang atau dipresentasikan mencapai 18,86 persen pada 2023.
Pemprov DKI berencana meningkatkan jumlah pengguna transportasi umum hingga mencapai 30 persen di 2030.
Salah satu permasalahan klasik di Jakarta adalah soal kemacetan yang berdampak pada polusi udara.
Baca juga: Transportasi Massal Lawas di Jakarta yang Kini Telah Punah...
Saat ini, Pemprov berupaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan menggencarkan tingginya angka penggunaan transportasi publik.
"Ini fakta yang saat ini kita lihat dalam keseharian. Mudah-mudahan Pemprov DKI terus melakukan upaya-upaya perbaikannya," kata Wakil Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syaripudin dalam diskusi Publik Institut Studi Transportasi (INSTRAN) yang diikuti Kompas.com melalui Zoom, Kamis (4/7/2024).
Syaripudin berujar, fokus Pemprov DKI saat ini tertuju pada pejalan kaki dan pesepeda, angkutan umum, kendaraan ramah lingkungan dan disinsentif kendaraan pribadi.
Upaya transportasi terintegrasi juga tengah digencarkan guna meningkatkan jumlah penumpang angkutan umum di Jakarta baik itu TransJakarta, LRT, MRT, KRL, dan lainnya.
Baca juga: Mitigasi Bencana, Pemprov DKI Perbanyak RTH dan Transportasi Ramah Lingkungan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.