JAKARTA, KOMPAS.com - Majelis Sinode Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) mengklaim, gedung GPIB Taman Harapan di Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur sepenuhnya milik mereka.
Ketua Umum GPIB Pendeta Paulus Kariso Rumambi mengatakan, Gereja Anugerah Bentara Kristus (GABK) telah menyerobot gedung GPIB Taman Harapan.
Kedua gereja ini memiliki konflik internal yang sudah menahun. Tapi, kembali memanas setelah GABK memasang papan nama beserta jadwal ibadah mereka di depan gedung, Minggu (23/6/2024).
“Hal itu membuat majelis jemaat GPIB Taman Harapan mengindikasikan ada upaya penyerobotan yang dilakukan jemaat GABK karena memasang papan nama dan jadwal di aset GPIB tanpa izin,” ujar Ketua Umum GPIB Pendeta Paulus Kariso Rumambi dalam konferensi pers di Wisma GPIB, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (5/7/2024).
Baca juga: Polisi: Bentrokan di Cawang Dipicu Selisih Paham Penggunaan Gereja
Saat konferensi pers, Majelis Sinode GPIB pun menunjukkan sertifikat kepemilikan tanah dan bangunan Rumah Gereja Maranatha (RGM).
Papan nama GABK pun diturunkan oleh pihak GPIB. Tidak terima, GABK kembali menegakkan papan nama mereka bahkan mencor papan nama agar bisa berdiri secara permanen.
Hal ini menimbulkan konflik sepanjang hari Minggu itu. Situasi kembali di keesokan harinya.
Pada Senin (24/6/2024), jemaat GPIB yang tengah melakukan ibadah sore bersama mendengar isu kalau gereja mereka akan diserang.
Majelis sinode mengatakan, berdasarkan kesaksian yang mereka dapatkan dari jemaat, kerumunan massa membawa senjata tajam sempat melakukan penyerangan pada gereja RGM.
“Kejadian serangan itu terjadi sekitar pukul 20.15 WIB, ketika jemaat GPIB Taman Harapan yang sebagian besar ibu-ibu dan anak-anak sedang menyanyikan kidung pujian di ruang pertemuan atau aula,” lanjut Paulus.
Massa disebutkan sempat melemparkan batu dan botol minuman keras ke arah gereja dan menyebabkan kaca di aula pecah.
Baca juga: Kesaksian Jemaat soal Perselisihan Penggunaan Gereja di Cawang yang Berujung Bentrok
Penyerangan diperkirakan terjadi selama kurang lebih 30 menit dan baru berhenti setelah polisi tiba di lokasi.
“Kami Majelis Sinode selaku pimpinan GPIB mendesak Polri untuk mengusut tuntas pelaku dan provokator dari penyerangan gedung gereja yang terjadi pada tanggal 24 Juni 2024 ketika di dalam gedung gereja ada diadakan doa malam,” tegas Paulus.
Majelis Sinode pun telah melaporkan hal ini kepada polisi. Mereka berharap, kasus ini segera diusut oleh pihak kepolisian.
Diberitakan sebelumnya, bentrokan dua kelompok warga terjadi di Gang Budi, Jalan Dewi Sartika, Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (24/6/2024) malam.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, bentrokan dipicu kesalahpahaman antar-jemaat gereja berkait penggunaan rumah ibadah tersebut.
"Berawal dari selisih paham antar-warga gereja mengenai penggunaan gereja," terangnya.
Tidak ada korban jiwa maupun korban luka-luka dalam kejadian ini. Namun, Nicolas menyebut sejumlah fasilitas gereja mengalami kerusakan.
"Selisih mengenai penggunaan gedung gereja. Yang dirusak ada pintu gereja, papan nama gereja, dan kamera CCTV," ujar dia.
Baca juga: Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.