Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Basuki Gelar Lelang Jabatan Kepala Sekolah?

Kompas.com - 13/07/2013, 10:19 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah menggelar seleksi promosi terbuka atau lelang jabatan lurah dan camat, Pemprov DKI Jakarta akan melaksanakan seleksi promosi terbuka untuk kepala sekolah.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Jumat (12/7/2013), mengemukakan sejumlah alasan mengapa posisi kepala sekolah juga dilelang. "Guru itu kan begitu banyak, kamu tahu nggak guru mana yang pantas jadi kepala sekolah? Kita selama ini nggak tahu mereka pintar mengajar, pintar jadi kepala sekolah, atau pintar melobi. Nah, kalau ada tes itu, kita langsung tahu potensi yang layak jadi kepala sekolah ada berapa," kata Basuki kepara sejumlah wartawan di Balaikota Jakarta.

Dengan proses lelang itu, akan dapat diketahui mana orang yang berpotensi menjadi kepala sekolah, guru, atau bahkan lebih pantas menduduki jabatan struktural, seperti camat dan lurah. Karena itu, kata dia, seleksi promosi jabatan kepala sekolah juga demi mengurangi penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) baru. Akan lebih baik, kata dia, memanfaatkan sumber daya manusia yang telah tersedia.

Ia menjamin, proses pelaksanaan seleksi promosi terbuka jabatan kepala sekolah tidak  melanggar peraturan karena akan melalui Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) yang juga melibatkan wali kota. Seleksi promosi terbuka lurah dan camat sebelumnya juga melalui Baperjakat.

Basuki mengatakan, jika lelang jabatan untuk kepala sekolah berhasil, pihaknya berniat melakukan hal yang sama untuk posisi kepala dinas. "Wah mungkin banyak tuh yang mau jadi kepala dinas, mesti seru kan? Hehehe...," kata Basuki.

Biaya pelaksanaan program seleksi promosi terbuka kepala sekolah berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) DKI 2013. Namun, ia lupa besaran besaran anggaran yang akan diusulkan ke DPRD DKI untuk itu.

Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan membuka pendaftaran untuk proses itu secara online mulai Oktober 2013.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto, mengatakan, seleksi itu akan dilakukan secara terbuka bagi guru-guru yang ada di lingkup pendidikan, tetapi terbatas untuk  wilayah DKI Jakarta. Para calon kepala sekolah akan menjalani tes akademik, psikotes, wawancara, dan presentasi. Pelaksanaannya akan dilakukan secara akuntabel dengan melibatkan lembaga seperti Dinas Pendidikan, Inspektorat, BKD, dan lainnya.

Di Jakarta terdapat 2.220 sekolah dasar negeri, 289 sekolah menengah pertama, 117 sekolah menengah atas, dan 63 sekolah menengah kejuruan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com