Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Dimutilasi Anak Setelah Meninggal

Kompas.com - 14/07/2013, 13:27 WIB
Zico Nurrashid Priharseno,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, S (44), memutilasi ibunya, SA (80), setelah SA meninggal dunia karena sakit. S melakukan itu karena tidak tahu harus berbuat apa terhadap jenazah ibunya.

Hal tersebut disampaikan Kepala Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan, Minggu (14/7/2013), berdasarkan pemeriksaan sementara terhadap S dan kakaknya, B.

"Hasil interogasi, ibunya sakit dan terjatuh beberapa hari lalu, kemudian meninggal," ujarnya melalui pesan singkat, Minggu.

"Tapi karena tidak ada yang mengurus, mayat membusuk dan keluar ulat sehingga dipotong dan dipisahkan daging dan tulangnya, dimasukkan ke karung," lanjut Herry.

Herry menambahkan, S berencana menguburkan potongan tubuh SA di halaman rumah, tetapi B telanjur datang.

B datang ke rumah SA pada Sabtu (13/7/2013). Karena lebih dulu bertemu S, B bertanya kepada S mengenai keberadaan ibu mereka.

S, yang menurut warga punya masalah kejiwaan, menjawab bahwa SA sudah meninggal, tetapi diam ketika B bertanya di mana makamnya.

"Di rumah, B ketemu adiknya, S. Ditanya, ibu ke mana, dijawab S, meninggal. Ditanya lagi, di mana kuburnya, S lalu tidak menjawab," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto.

B lantas pergi ke rumah Ketua RT Yusbianto dan sejumlah warga untuk mendapatkan keterangan soal keadaan ibunya. Yusbianto dan warga mengatakan bahwa sejauh mereka tahu, SA masih hidup.

Bersama Yusbianto dan warga, B kemudian memeriksa rumah SA. Di salah satu kamar, mereka mendapati tengkorak, tulang belulang, dan daging manusia.

B melaporkan hal itu ke Polsek Tanah Abang pada Minggu (14/7/2013). Tak lama kemudian, polisi datang. Polisi mengirimkan hasil temuan itu ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, serta membawa B dan S untuk dimintai keterangan.

Menurut keterangan Kepala SPK Sentra Pelayanan Kepolisian Mapolsektro Tanah Abang Ipda Suwarno, S dibawa ke psikiater di RS Polri Kramat Jati pada Minggu (14/7/2013) pukul 06.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com