Hal tersebut berkaitan dengan rencana Pemprov DKI menertibkan PKL dengan merelokasi mereka ke Blok G Pasar Tanah Abang. Mengingat Blok G tak bisa menampung semua PKL, Pemprov DKI mengutamakan PKL ber-KTP DKI dan jika ada kios tersisa, akan diundi untuk PKL tak ber-KTP DKI.
Sejumlah PKL berkeberatan dengan rencana itu. Menurut mereka, Blok G tidak strategis dan Pemprov DKI tak mengakomodasi aspirasi mereka.
Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa PKL yang menolak ditertibkan akan dimejahijaukan.
Lulung mengaku mengerti bahwa PKL melanggar Perda Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Namun, menurut Lulung, pernyataan Basuki berpotensi memancing emosi PKL Pasar Tanah Abang. Ia pun bercerita tentang insiden pembakaran Kantor Kecamatan Tanah Abang pada Januari 1997.
"Dulu pernah tahun 1997, PKL ini pernah sampai bakar Kantor Kecamatan Tanah Abang. Mereka ini mudah tersulut, jadi Anda jangan bicara kencang-kencang. Apa mau peristiwa itu terulang lagi sekarang?" ujar Lulung, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (26/7/2013).
"Makanya, bicarakan solusinya pelan-pelan bareng PKL. Mereka itu tidak mau kalau direlokasi ke Blok G. Wagub ngomong-nya jangan kasar terus," kata Lulung.
Lulung juga bercerita bahwa dirinya besar di Tanah Abang, mulai dari menjadi tukang sampah, tukang loak, hingga punya bisnis properti, toko, operator parkir, dan jasa keamanan. Sampai saat ini ia telah memiliki sebanyak 7.000 karyawan.
Selain itu, ia juga mengaku pencetus atau penggagas pasar malam di kawasan Tanah Abang. Namun, menurutnya, pasar malam itu diadakan di dalam permukiman, bukan di jalan raya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.