Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulung: PKL Tanah Abang Emosional, Basuki Jangan Kasar

Kompas.com - 26/07/2013, 18:47 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham "Lulung" Lunggana mengatakan, pedagang kaki lima (PKL) Pasar Tanah Abang emosional. Ia pun mengingatkan Pemerintah Provinsi DKI untuk menangani pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang secara persuasif.

Hal tersebut berkaitan dengan rencana Pemprov DKI menertibkan PKL dengan merelokasi mereka ke Blok G Pasar Tanah Abang. Mengingat Blok G tak bisa menampung semua PKL, Pemprov DKI mengutamakan PKL ber-KTP DKI dan jika ada kios tersisa, akan diundi untuk PKL tak ber-KTP DKI.

Sejumlah PKL berkeberatan dengan rencana itu. Menurut mereka, Blok G tidak strategis dan Pemprov DKI tak mengakomodasi aspirasi mereka.

Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa PKL yang menolak ditertibkan akan dimejahijaukan.

Lulung mengaku mengerti bahwa PKL melanggar Perda Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Namun, menurut Lulung, pernyataan Basuki berpotensi memancing emosi PKL Pasar Tanah Abang. Ia pun bercerita tentang insiden pembakaran Kantor Kecamatan Tanah Abang pada Januari 1997.

"Dulu pernah tahun 1997, PKL ini pernah sampai bakar Kantor Kecamatan Tanah Abang. Mereka ini mudah tersulut, jadi Anda jangan bicara kencang-kencang. Apa mau peristiwa itu terulang lagi sekarang?" ujar Lulung, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (26/7/2013).

"Makanya, bicarakan solusinya pelan-pelan bareng PKL. Mereka itu tidak mau kalau direlokasi ke Blok G. Wagub ngomong-nya jangan kasar terus," kata Lulung.

Lulung juga bercerita bahwa dirinya besar di Tanah Abang, mulai dari menjadi tukang sampah, tukang loak, hingga punya bisnis properti, toko, operator parkir, dan jasa keamanan. Sampai saat ini ia telah memiliki sebanyak 7.000 karyawan.

Selain itu, ia juga mengaku pencetus atau penggagas pasar malam di kawasan Tanah Abang. Namun, menurutnya, pasar malam itu diadakan di dalam permukiman, bukan di jalan raya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com