Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencalonan Foke Jadi Dubes Jerman Ditolak

Kompas.com - 08/09/2013, 08:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Beredarnya nama-nama calon duta besar RI untuk negara sahabat, termasuk mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo untuk Jerman, menuai respons. Kelompok yang mengatasnamakan Aliansi Peduli KBRI Jerman (Berlin) menolak pencalonan Foke menjadi dubes Jerman karena sejumlah pertimbangan.

Setidaknya, ada enam alasan yang mendasari kelompok tersebut menolak pencalonan Foke jadi duta besar RI untuk Jerman. Salah satunya adalah masalah SARA yang pernah dilancarkannya saat Pilgub DKI 2012 lalu.

Selain itu, Foke dinilai gagal mengimplementasikan ilmu yang dipelajarinya di Jerman ketika dia memimpin Jakarta. Yang terjadi, Jakarta malah semrawut.

Berikut adalah enam butir yang menjadi dasar penolakan Foke untuk duduk di kursi dubes RI untuk Jerman, sebagaimana dikutip dari www.change.org.

1. Kampanye hitam bermuatan SARA pernah dilancarkan oleh pihak Fauzi Bowo pada masa Pemilihan Gubernur DKI 2012. Kami menganggap tidak pantas memilih tokoh yang tidak menjunjung nilai-nilai multikultural dan pluralisme untuk menjadi kepala perwakilan negara Indonesia yang merupakan bangsa yang majemuk.

2. Fauzi Bowo tidak memiliki kontribusi dan track record nyata dalam hal hubungan diplomasi Jakarta-Berlin yang membuatnya layak menjadi kepala perwakilan Indonesia di negara yang merupakan pemain penting dalam percaturan politik Eropa dan internasional.

3. Tidak ada prestasi nyata dalam pembangunan Kota Jakarta selama ia menjabat sebagai gubernur, khususnya dalam perbaikan infrastruktur kota dan pengatasan masalah kemacetan sebagaimana digadang-gadang dalam slogan "Serahkan pada ahlinya". Sebagai gubernur dengan predikat lulusan universitas Jerman dalam bidang perencanaan kota, Fauzi Bowo telah gagal mengaplikasikan ilmunya. Sebaliknya, selama masa kepemimpinannya, justru kondisi tata ruang Kota dan sistem transportasi Jakarta semakin semrawut.

4. Sebagai tokoh yang sudah kehilangan kepercayaan di kota yang pernah dipimpinnya, adalah ironis kalau Pemerintah Indonesia justru memberikan jabatan yang lebih tinggi dengan menempatkan yang besangkutan sebagai kepala perwakilan Indonesia di sebuah negara penting Eropa.

5. Selama kepemimpinan Fauzi Bowo, fenomena intoleransi dan premanisme semakin berkembang dengan maraknya aksi kekerasan oleh ormas-ormas terhadap kelompok minoritas tanpa ada aksi pencegahan nyata dari Fauzi Bowo dan perangkatnya sebagai pengayom Jakarta.

 6. Sebagai pemimpin, Fauzi Bowo sering kali mengeluarkan pernyataan kontroversial yang mencederai rasa keadilan orang banyak, seperti, rok mini sebagai pemicu aksi pemerkosaan, mengasosiasikan banjir hanya sebagai genangan air, menuduh pengguna sepeda motor sebagai biang kemacetan di Jakarta, dan sebagainya.

Kami Aliansi Masyarakat Peduli KBRI Jerman menuntut pemerintah agar mempertimbangkan kembali pencolanan Fauzi Bowo sebagai duta besar RI untuk Republik Federal Jerman demi peningkatan kualitas hubungan diplomatik kedua negara.

Tertanda,

Aliansi Peduli KBRI Jerman (Berlin)

Berlin, 6 September 2013.

Nama calon

Sebelumnya, di kalangan pewarta, telah beredar 22 nama calon dubes RI untuk sejumlah negara. Salah satu nama yang muncul adalah mantan Gubernur DKI, Fauzi Bowo. Berikut adalah nama-nama calon dubes yang beredar.

Berikut daftar lengkap 22 nama yang diusulkan menjadi duta besar (dubes) RI di sejumlah negara.
1. Fauzi Bowo (Jerman);
2. Suprapto Martosetomo (Afrika Selatan);
3. Yuli Mumpuni (Spanyol);
4. Yusron Ihza Mahendra (Jepang);
5. Budi Bowoleksono (Amerika Serikat) menggantikan Dino Patti Djalal yang akan diangkat sebagai Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM);
6. Linggawaty Hakim (Swiss);
7. Komjen (Purn) Ito Sumardi (Uni Myanmar);
8. Letjen (Purn) TNI Jhony Lumintang (Filipina);
9. Yuwono A Putranto (Norwegia);
10. Raudin Anwar (Libya);
11. Abdurrahman M Fachir (Arab Saudi);
12. Jose Antonio Morato Tavares (Selandia Baru);
13. Irmawan Emir Wisnandar (Laos);
14. Sugeng Rahardjo (China);
15. Burhanuddin (Sudan);
16. Nurul Qomar (Brunei Darussalam);
17. Gary Rachman Makmun Jusuf (Fiji);
18. Rahmat Pramono (PTRI ASEAN);
19. Diar Nurbiantoro (Romania);
20. Mulya Wirana (Portugal);
21. Pitono Purnomo (Kamboja);
22. Moenir Ari Soenanda (Peru).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com