Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Buah Jokowi-Ahok Dinilai "Project Oriented"

Kompas.com - 11/10/2013, 08:55 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat tata kota Nirwana Yoga mengapresiasi program penanggulangan banjir oleh Pemprov Jakarta. Namun, dinas-dinas yang terkait dengan hal itu dinilai terlambat menjawab kegelisahan warga Ibu Kota soal ancaman banjir. Hal itu terlihat dari waktu pengerjaan yang mepet dengan musim hujan.

Nirwana menjelaskan, di awal kepemimpinan Jokowi-Basuki, Jakarta sudah dihantam banjir hebat, Januari 2013 lalu. Di depan sejumlah media massa, Jokowi pun berkomitmen mempercepat upaya penanggulangan banjir di Jakarta. Namun, ia menilai pekerjaan itu secara nyata baru dikerjakan dinas beberapa waktu terakhir.

"Anak buah Pak Jokowi saya rasa masih 'project oriented', belum 'problem oriented'. Harusnya tak perlu nunggu instruksi, wong sudah jelas apa masalahnya. Langsung anggarkan, langsung kerjakan," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat pagi.

Nirwana tak setuju jika alokasi anggaran menjadi biang keterlambatan program penanggulangan banjir. Menurutnya, dinas-dinas di Pemprov DKI seharusnya telah mengetahui akar masalah. Sebut saja, selain menyangkut persoalan besar seperti pendangkalan sungai, penyempitan sungai dan waduk, ada juga persoalan yang bisa dikerjakan dalam waktu singkat. Misalnya, perbaikan drainase di setiap permukiman warga.

Contoh lain, pembuatan sumur resapan di Jakarta. Menurut Nirwana, dinas terkait terlalu fokus menjadikan pembuatan sumur resapan itu sebagai proyek di dinasnya. Padahal, apa sulitnya membangun sumur resapan jika Pemprov DKI memberdayakan lahan milik masyarakat untuk dijadikan sumur resapan dalam tersebut.

Selain jauh lebih murah, tentu lebih efektif dalam mengurangi genangan di Ibu Kota. Yang dilakukan, hanya tinggal membedakan saja kualitas sumur resapan dalam yang dibuat oleh Pemprov DKI dengan sumur resapan yang dibuat berdasarkan hasil pemberdayaan masyarakat di DKI Jakarta.

"Harusnya sumur resapan diserahkan ke warga. Misalnya tiap rumah menyediakan sumur satu. Kalau begitu, jangankan 2.000, satu juta sumur resapan pun juga bisa kita buat," ujar Nirwana.

"Tapi, dinas kita kan enggak, mereka berorientasi pada proyek dan instruksi gubernur. Masa mau buat sumur resapan saja nunggu proyek dan instruksi gubernur, ya jangan dong," lanjutnya.

Nirwana yakin, saat mulai menjabat, Jokowi dan Basuki telah memiliki desain program antisipasi banjir. Harusnya, dinas-dinas menyambut ide tersebut dengan melaksanakan dengan segera. Ia berharap, lambannya kerja dinas-dinas masuk ke dalam evaluasi kerja satu tahun Pemprov DKI.

Pemprov DKI melakukan sejumlah proyek antisipasi banjir dengan normalisasi 12 waduk di Jakarta secara bertahap. Selain itu, dilakukan juga normalisasi sebanyak 4 dari 13 sungai besar di DKI sejak dua bulan lalu.

Berikutnya, ada program yang baru dilakukan, yakni perbaikan 73 pompa, pembuatan 1985 sumur resapan, memfungsikan kembali saluran penghubung, pengadaan CCTV di rumah pompa, dan sebagainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com