Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunggui Korbannya di Bank, Perampok Babak Belur

Kompas.com - 17/10/2013, 18:37 WIB
Ambrosius Harto Manumoyoso

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Karena merampok nasabah bank, pemuda berinisial DA (30) ditangkap dan babak belur dihajar massa di BCA Kantor Cabang Pembantu Puri Begawan, Baranangsiang, Bogor Timur, Kota Bogor, Kamis (17/10/2013). DA, warga Sukasari, Bogor Timur, kini telah ditahan di kantor Kepolisian Sektor Bogor Timur.

DA ditahan sebagai tersangka kasus pencurian dengan kekerasan atau perampokan dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun penjara. Kepala Polsek Bogor Timur Komisaris Wasino Al Karim mengatakan, DA dituduh telah merampok nasabah bernama Nisa Istiyani (34), warga Tanahbaru, Bogor Utara. Kejahatan itu terjadi di areal parkir Gedung Pertemuan Puri Begawan.

Kepada penyidik, Nisa mengatakan, seusai membayar premi asuransi di bank, dirinya ke area parkir dan menuju mobil untuk pulang. Di dalam kendaraan, saat hendak menyalakan mesin, Nisa terkejut karena tiba-tiba ada pisau yang menempel di lehernya. Nisa ditodong oleh seseorang dari belakang. Nisa menduga DA bersembunyi dan menunggu di samping mobil. Saat kunci alarm dimatikan, DA masuk mobil tanpa disadari oleh Nisa. Di dalam mobil, pelaku memaksa Nisa untuk menyerahkan uang tunai Rp 20 juta. Jika tidak memenuhi tuntutan, maka Nisa akan dihabisi di dalam mobil.

Nisa mengatakan, di dalam tas cuma punya uang Rp 836.000. Nisa meminta DA mengambil uang itu, tetapi harus pergi. DA memang merampas uang Rp 836.000 itu, tetapi tetap memaksa Nisa menyerahkan uang tunai Rp 20 juta. Nisa berusaha meyakinkan DA bahwa tidak memiliki uang Rp 20 juta. Nisa bersedia menyerahkan uang Rp 5 juta yang dimiliki. Itu pun tidak bisa diambil lewat anjungan tunai mandiri, tetapi penarikan lewat teller atau petugas bank.

Nisa akhirnya berhasil membujuk DA untuk menurunkan tuntutan. DA bahkan bersedia diyakinkan untuk menunggu selama Nisa mengambil uang dari teller bank. Pelaku keluar dari mobil, menuju sepeda motor, dan membuntuti Nisa. Nisa kemudian berjalan untuk masuk ke kantor bank. Adapun DA membuntuti dan menunggu dari jarak sekitar 10-15 meter.

Saat akan masuk ke kantor bank, Nisa secara diam-diam memberitahu satuan pengamanan bahwa telah dirampok. Pelakunya ialah pemuda yang sedang menunggu di dekat kantor bank. Satpam yang mengetahui informasi itu kemudian berjalan mendekati DA, tetapi berpura-pura mengatur lalu lintas nasabah untuk mengelabui pelaku. Begitu sudah berada di samping pelaku, satpam bergerak cepat meringkus DA.

Sejumlah nasabah yang melihat peringkusan itu turut membantu satpam bahkan memukuli pelaku sehingga sang pemuda babak belur. Satpam kemudian menghubungi petugas Polsek Bogor Timur dan menyerahkan pelaku yang sudah babak belur.

Kepada penyidik, DA mengakui telah merampok nasabah. Hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. DA mengklaim beraksi sendirian. Namun, pengakuan DA tidak begitu saja dipercayai oleh penyidik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com