Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Residivis Pembunuh Holly Sudah 10 Kali Masuk Penjara

Kompas.com - 08/11/2013, 18:10 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

Sumber Antara
JAKARTA, KOMPAS.com- Penyidik Kepolisian Daerah Metro Jaya mencatat PG, salah satu pelaku pembunuhan terhadap Holly Angela Hayu di Apartemen Kalibata City, sebagai residivis kasus pencurian, pengeroyokan, dan penyalahgunaan narkotika.

"Sudah 10 kali dia keluar-masuk penjara," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto di Jakarta, Jumat (8/11/2013).

Rikwanto mengatakan, polisi menangkap PG, yang menjadi buron polisi, di Kampung Cikeset, Pangdeglang, Banten, sekitar pukul 06.00 WIB pagi tadi. Seusai membunuh Holly, PG bersama tersangka lain berinisial R melarikan diri dengan berpindah-pindah tempat. Keduanya kabur ke daerah Cimahi, Ujung Kulon, Pandeglang, Banten, bahkan tidur di kuburan.

Tersangka R dan PG sempat lima kali berpindah tempat menginap di kuburan karena dianggap polisi tidak memburu ke lokasi pemakaman. Buronan itu juga sempat menginap di Goa Sang Hyang Sira, daerah Ujung Kulon, Banten.

Rikwanto mengatakan, kedua tersangka meminta saran kepada paranormal agar lolos dari kejaran polisi dengan cara menyembelih kambing. Pada 5 November 2013, tersangka PG berpisah dari R karena Pago mengunjungi saudaranya di Cikeset.

PG berperan sebagai perekrut eksekutor EY dan R untuk membunuh Holly serta menyurvei rumah korban di Cibubur, Jakarta Timur. "Dia juga yang meminta uang dan menetapkan harga untuk biaya membunuh Holly," ujar Rikwanto.

Kepala Unit V Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Antonius Agus mengatakan, PG merupakan seorang sopir angkot K44 jurusan Kampung Rambutan-Senen. Dalam kasus pembunuhan berencana ini, PG menerima tawaran dari seorang tersangka lain bernama SH. PG juga bertugas mengamati gerak-gerik Holly.

Pembunuhan Holly Angelia di apartemen Kalibata City pada akhir September 2013 dinilai sebagai pembunuhan berencana yang gagal total. Ada dua fakta yang membuat rencana para pelaku berantakan, yaitu Holly sempat menelepon ibu asuhnya sebelum dia dihabisi, dan tewasnya salah satu pelaku, yaitu EY (38) akibat jatuh dari kamar Holly di lantai sembilan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Usut Dugaan TPPO dalam Kasus ART Lompat dari Lantai 3 Rumah Majikan

Polisi Usut Dugaan TPPO dalam Kasus ART Lompat dari Lantai 3 Rumah Majikan

Megapolitan
Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Megapolitan
Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya 'Driver', demi Allah

Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya "Driver", demi Allah

Megapolitan
KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

Megapolitan
Tak Setuju Program Tapera, Pekerja: Enggak Percaya Pemerintah Lagi buat Kelola Uang Rakyat

Tak Setuju Program Tapera, Pekerja: Enggak Percaya Pemerintah Lagi buat Kelola Uang Rakyat

Megapolitan
PKS Usulkan Anies Jadi Cagub Jakarta, Pengamat: Sosoknya Melekat dengan PKS

PKS Usulkan Anies Jadi Cagub Jakarta, Pengamat: Sosoknya Melekat dengan PKS

Megapolitan
Cegah Kecurangan Saat PPDB, Pemkot Bogor Bentuk Tim Khusus

Cegah Kecurangan Saat PPDB, Pemkot Bogor Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
12 Jukir Liar Terjaring Razia, Ada yang Kabur ke Panti Asuhan

12 Jukir Liar Terjaring Razia, Ada yang Kabur ke Panti Asuhan

Megapolitan
DPRD Kota Bogor Buka Posko Pengaduan PPDB 2024, Warga Bisa Lapor jika Temukan Kecurangan

DPRD Kota Bogor Buka Posko Pengaduan PPDB 2024, Warga Bisa Lapor jika Temukan Kecurangan

Megapolitan
Jadwal PPDB Kota Bogor 2024 untuk Tingkat SD dan SMP

Jadwal PPDB Kota Bogor 2024 untuk Tingkat SD dan SMP

Megapolitan
ART Diduga Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang, Pergelangan Kaki Patah dan Badan Sulit Gerak

ART Diduga Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang, Pergelangan Kaki Patah dan Badan Sulit Gerak

Megapolitan
Video Viral ART di Tangerang Lompat dari Lantai Atas Rumah Majikan, Polisi Selidiki

Video Viral ART di Tangerang Lompat dari Lantai Atas Rumah Majikan, Polisi Selidiki

Megapolitan
Maling Mengendap-endap Curi Motor di Toko Laundry Depok, Aksinya Terekam CCTV

Maling Mengendap-endap Curi Motor di Toko Laundry Depok, Aksinya Terekam CCTV

Megapolitan
Pria Paruh Baya Cabuli 11 Bocah di Bogor, KPAI Soroti Soal Predikat Kota Layak Anak

Pria Paruh Baya Cabuli 11 Bocah di Bogor, KPAI Soroti Soal Predikat Kota Layak Anak

Megapolitan
Mitigasi Bencana, Pemprov DKI Perbanyak RTH dan Transportasi Ramah Lingkungan

Mitigasi Bencana, Pemprov DKI Perbanyak RTH dan Transportasi Ramah Lingkungan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com