Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Redam Macet, Stop Pembangunan Menuju Bandara Halim

Kompas.com - 09/01/2014, 14:04 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan membayang-bayangi jelang diberlakukannya penerbangan domestik di Bandara Halim Perdanakusuma. Salah satu upaya yang disarankan kepada Pemerintah Pusat atau Pemda DKI, yaitu meredam pembangunan di luar fungsi penunjang bandara tersebut.

"Jadi arah menuju Halim jangan dibuat bangunan yang membangkitkan lalu lintas baru. Tolong jangan diperbanyak bangunan yang tidak relevan dengan airport," kata Ketua Masyarakat Transport Indonesia Muslich Zainal Asikin, saat ditemui Kompas.com di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (9/1/2014).

Misalnya, Muslich menyatakan, seperti pembangunan mall atau kompleks perumahan lagi. Menurutnya, hal itu akan menambah kompleks masalah lalu lintas yang kini menjadi tantangan bagi Ibu Kota yang memang sudah terkenal kemacetannya. Saat ini, lanjutnya, hanya jalur dari Cawang saja yang perlu diperhatikan kepadatan kendarannya.

"Setiap bangunan yang ada di suatu tempat itu pasti akan membangkitkan lalu lintas. Kalau Halim ditambah bangunan di luar fungsi (Bandara) Halim, nanti akan semrawut," ujar Muslich.

Muslich juga mengimbau, perilaku sopir angkutan juga bisa dibina. Misalnya, diatur agar tidak ngetem sembarang tempat yang bisa memacetkan arus lalu lintas ke Halim.

"Karena yang terjadi di Cengkareng (Bandara Soekarno-Hatta) gitu," ujarnya.

Mengenai kondisi lebar jalan, lanjutnya, saat ini ia memandang Jalan Halim Perdanakusuma masih menampung untuk kapasitas kendaraan. Namun, pemerintah perlu mengimbau masyarakat yang menggunakan jalur penerbangan di Halim, bisa meninggalkan kendaraan pribadi agar tidak meningkatkan volume kendaraan.

"Imbau masyarakat sudahlah, ke airport tidak perlu diantar beramai-ramai," katanya.

Tetapi, kata dia, itu pun perlu didukung dengan penyediaan transportasi yang cepat dan murah, seperti Damri atau Taksi. "Syukur kalau angkutan publik dikembangkan, dan Damri bisa masuk," ujarnya.

Jangan kumuh

Muslich menilai, kepadatan di Bandara Soekarno-Hatta sudah amat memperihatinkan. Selain itu, kondisi bandaranya juga dapat diikatakan kumuh. Dengan pengalihan penerbangan di Bandara Halim, dia mengatakan cukup membantu mengurangi padatnya Bandara Soekarno Hatta.

"Ini contoh pemecahan pencarian jalan keluar yang bagus di bidang Transportasi. Asal jangan dibuat kumuh seperti di Cengkareng," ujarnya.

Apalagi, dia menilai Bandara Halim memenuhi syarat baik keamanan atau fasilitasnya. Karena bandara itu selama ini digunakan oleh petinggi negara ini, termasuk tamu dari negara lain.

"Saya kira sudah memenuhi syarat. Karena selama ini kan dipakai untuk penerbangan presiden ke luar negeri, tamu negara, bahkan presiden Obama," pungkas dia.

Jumat (10/1/2014) besok, Bandara Halim Perdanakusuma akan menjadi bandara domestik. Penggunaan Halim sebagai bandara rute domestik terjadi karena lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Htta telah padat dan mesti dikurangi.

Sejumlah maskapai penerbangan yang rencananya akan beroperasi di Halim Perdanakusuma di antaranya Garuda Indonesia, Citilink, Air Asia, Batik Air, Sky Aviation, Sri Wijaya, Mandala/Tigerair.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Megapolitan
Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com