Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beginilah Nasib Jalan Fatmawati jika Dibangun MRT Bawah Tanah...

Kompas.com - 21/01/2014, 08:15 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com — PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta memastikan, ruas Jalan Fatmawati yang terletak di Jakarta Selatan tidak cocok untuk dibangun jalur MRT bawah tanah. Jika dipaksakan, maka masyarakat setempat harus menerima risiko bahwa jalan mereka harus ditutup selama 4 hingga 5 tahun.

Tenaga ahli dari PT MRT Jakarta, Wilman Sijabat, menjelaskan, penutupan jalan tidak dapat dielakkan karena dalam pembangunan jalur bawah tanah akan dibarengi dengan pembangunan stasiun bawah tanah. Untuk membangun stasiun bawah tanah, maka metode yang harus digunakan adalah cut and cover (penggalian tanah). Adapun lebar area proyek pengerjaan stasiun bawah tanah akan memakan 20-25 meter badan jalan, dengan panjang 25-30 meter.

Biasanya, lanjut Wilman, bagian jalan yang akan diambil adalah bagian tengah. Dengan demikian, sebuah ruas jalan harus memiliki sisa badan jalan di sebelah kanan dan kirinya, dan itulah yang nantinya akan digunakan untuk lalu lintas kendaraan.

"Sedangkan Jalan Fatmawati setelah pelebaran ini saja, sekarang hanya sekitar 29 meter," jelas Wilman, Senin (20/1/2014).

"Kalau pembangunan jalurnya saja, tanpa stasiun, baru bisa cukup dengan Tunnel Boring Machine, jadi tak perlu dengan penggalian. Tapi untuk stasiun, harus dengan cut and cover," paparnya.

Wilman memberi contoh ruas Jalan Bencoolen, Singapura, yang merupakan salah satu ruas jalan yang harus ditutup dalam jangka waktu lama akibat pembangunan MRT bawah tanah. Jalan Bencoolen sendiri telah ditutup sejak 2011, dan baru akan dibuka kembali pada 2016.

Sama halnya dengan Jalan Fatmawati, Jalan Bencoolen merupakan jalan yang tidak terlalu besar. Jalan ini merupakan jalan yang nantinya akan dilewati jalur MRT bawah tanah untuk rute Downtown Line yang menghubungkan China Town dan Expo.

"Bencoolen mau tidak mau harus dibangun jalur bawah tanah, sedangkan Fatmawati masih ada alternatif untuk jalur layang," ujarnya.

Seperti diketahui, pembangunan jalur MRT layang di Jalan Fatmawati sempat mendapat tantangan dari sebagian warga setempat yang lebih menginginkan jalur MRT bawah tanah. Namun, meskipun demikian, proyek tersebut tetap akan dilanjutkan.

Jalan Fatmawati menjadi kawasan yang nantinya akan dilintasi jalur MRT Lebak Bulus-Kampung Bandan. Dari Lebak Bulus hingga Jalan Sisingamangaraja akan menggunakan jalur layang, sementara Sisingamangaraja-Kampung Bandan akan menggunakan jalur MRT bawah tanah.

Asapun proyek pembangunan MRT Jakarta akan dibangun dalam dua tahap, yakni tahap satu yang menghubungkan Lebak Bulus-Bundaran HI, dan tahap dua dari Bundaran HI-Kampung Bandan.

Pembangunan tahap satu telah dimulai Oktober tahun ini. Diperkirakan, proses pembangunan akan memakan waktu hingga 2016 atau 2017, dilanjutkan dengan proyek tahap dua yang diperkirakan akan selesai pada 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com