Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Cium Indikasi Penggelembungan Harga Bus Transjakarta

Kompas.com - 19/02/2014, 19:14 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan ada indikasi penggelembungan harga bus baru transjakarta gandeng (articulated) dan bus kota terintegrasi busway (BKTB). Indikasi kecurangan itu disampaikan setelah ia mendapat laporan investigasi yang dilakukan oleh Inspektorat Provinsi DKI Jakarta.

Basuki menyebutkan, salah satu contoh kecurangan itu adalah harga bus yang terlampau tinggi dan pemenang tender yang telah ditentukan. "Harga bus yang aslinya di China hanya Rp 1 miliar, tapi di dalam dokumen malah ditulis Rp 3 miliar. Selain itu, pemenang tender juga sudah ditentukan," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (19/2/2014).

Oleh karena itu, ia menduga ada oknum yang terlibat dalam kasus tersebut, yakni dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta selaku pemegang kuasa anggaran sekaligus panitia lelang. Selain itu, ia mencium adanya kecurangan pada proses lelang. Untuk mengetahui indikasi kecurangan lainnya, ia meminta Inspektorat DKI menggandeng Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) DKI Jakarta.

Menurut Basuki, Pemprov DKI Jakarta memerlukan tenaga ahli untuk melakukan audit keuangan, terutama dalam penyelenggaraan proyek. Selain itu, keterlibatan BPKP diperlukan untuk pelaksanaan investigasi lebih mendalam. "Sekarang kan kita sudah bisa melihat adanya mark up anggaran," kata Basuki.

Ia mengatakan, di China masyarakat dapat meminta pengadaan barang sesuai dengan pesanan. Hal itulah yang menjadi permasalahan. Seseorang dapat memesan sebuah barang sesuai kemampuan keuangan, tetapi spesifikasinya tidak berkualitas. Basuki menengarai hal tersebut juga dilakukan oleh panitia lelang sehingga lebih menyukai penggunaan bus dari China ketimbang produk Eropa maupun negara lain.

Basuki mengatakan, apabila ada kongkalikong antara Dishub DKI dan vendor, maka aparat penegak hukum harus turun tangan memeriksa pengadaan bus ini. Dalam pengadaan bus ini, Basuki berulang kali mengingatkan untuk menyertakan peran BPKP. "Tapi, Dishub enggak menyertakan, berarti mereka tidak mendengarkan instruksi," kata Basuki.

Inspektur DKI Jakarta Franky Mangatas mengatakan masih mendalami permasalahan ini. Kesimpulan sementara dari Inspektorat, ada indikasi kecurangan dalam prosedur lelang pengadaan transjakarta. Inspektorat juga menemukan ada beberapa komponen yang sudah tidak laik pakai, misalnya tutup filter oli berkarat, pintu otomatis macet, dan speedometer tidak berjalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com