Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kabar "Pawang Geni" Jokowi?

Kompas.com - 27/02/2014, 18:26 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Apa kabar alat penanggulangan kebakaran alias "pawang geni" yang jadi kebanggaan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo? Alat itu diyakini mampu memadamkan api dengan cepat.

Sebelumnya, saat masih menjabat Wali Kota Solo, Jokowi pernah mengoperasikan pawang geni. Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) DKI Jakarta telah membeli sebanyak 65 unit alat pemadam manual bergerak dengan merek Pawang Geni.

Kepala Dinas Damkar dan PB DKI Jakarta Subejo mengatakan pawang geni itu akan dibagikan pada hari ulang tahun pemadam kebakaran ke-95 tahun di Ciracas pada Sabtu (1/3/2014) mendatang.

"Kami bagikan pawang geni dengan melihat lokasi berdasarkan kerentanan dan kerawanan kebakaran," kata Subejo, dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta Pusat, Kamis (27/2/2014).

Pembagian pawang geni tidak hanya untuk daerah rawan kebakaran. Daerah rawan banjir pun akan kebagian pawang geni. Selain pembagian pawang geni, sebanyak 50 unit pompa portabel dan 76 unit sepeda kebakaran juga dibagikan.

Untuk wilayah Jakarta Pusat, sebanyak 2 unit Kelurahan Duri Pulo dan 1 unit di setiap kelurahan Kampung Rawa dan Johar Baru, Kelurahan Kebon Kacang dan Harapan Mulya, Kelurahan Karet Tengsin, Kelurahan Cempaka Putih Barat, Kelurahan Kramat, Kelurahan Pegangsaan, dan Kelurahan Mangga Dua Selatan.

Di wilayah Jakarta Timur, 1 unit pawang geni dibagikan ke Kelurahan Jati, Kelurahan Pisangan Timur, Kelurahan Penggilingan, Kelurahan Cakung Timur, Kelurahan Klender, Kelurahan Kebon Pala, Kelurahan Bale Kambang, Kelurahan Cibubur, Kelurahan Setu, serta Kelurahan Gedong. Lalu 2 unit di Kelurahan Pisangan Baru dan Kelurahan Cipinang Besar Utara.

Sementara, masing-masing 1 unit di 8 kelurahan di Jakarta Barat yaitu Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Kelurahan Grogol, Kelurahan Palmerah, Kelurahan Kota Bambu Utara, Kelurahan Krukut, Kelurahan Keagungan, Kelurahan Kedoya Utara, Kelurahan Kebon Jeruk. Kemudian, 2 unit di Kelurahan Jembatan Lima, Kelurahan Srengseng, dan Kelurahan Cengkareng Timur.

Kemudian di wilayah Jakarta Utara, yakni 2 unit pawang geni masing-masing untuk Kelurahan Papanggo, Kelurahan Pademangan Barat, dan Kelurahan Penjaringan. Sementara, masing-masing 1 unit ke Kelurahan Suka Pura dan Semper Barat, Kelurahan Rawa Badak Utara dan Tugu Selatan, Kelurahan Pegangsaan Dua, dan Kelurahan Kelapa Gading Barat. Sedangkan, di wilayah Jakarta Selatan masing-masing diberi 1 unit pawang geni ke Kelurahan Gunung, Kelurahan Melawai, Kelurahan Tegal Parang, Kelurahan Cilandak Barat, Kelurahan Tebet Barat, Kelurahan Petukangan Utara, Kelurahan Pasar Manggis, Kelurahan Rawa Jati, Kelurahan Kebagusan, Kelurahan Pejaten Timur, Kelurahan Srengseng Sawah, dan Kelurahan Cipedak. Serta 2 unit untuk Kelurahan Grogol Utara.

"Kita enggak cap-cip-cup atau subyektifitas memilih daerah itu. Jadi, memang berdasarkan kajian, walaupun enggak komprehensif, paling tidak daerah itu layak menerima (pawang geni)," kata Subejo.

Pompa kebakaran manual atau pawang geni itu resmi dikenalkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat Pilkada DKI di Manggarai, Jakarta Selatan. Jokowi resmi meluncurkan alat ringkas sebagai pertolongan pertama pada kebakaran yang marak terjadi di Jakarta. Alat itu dinamakan "Pawang Geni".

Sejatinya, alat bernama pawang geni tersebut adalah sebuah tong sebagai penampung air berkapasitas 200 liter yang diletakkan di atas besi beroda, dilengkapi pompa, selang sepanjang lebih kurang 10 meter, dan alat penyemprot seperti milik pemadam kebakaran. Alat ini memiliki dimensi lebar 80 cm dan tinggi 150 cm. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar 'Study Tour', DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar "Study Tour", DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Megapolitan
Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Megapolitan
Tak Larang Sekolah Gelar 'Study Tour', DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Tak Larang Sekolah Gelar "Study Tour", DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Megapolitan
Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Megapolitan
Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Megapolitan
Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Megapolitan
Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Megapolitan
Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Megapolitan
Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Megapolitan
Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Megapolitan
Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Megapolitan
Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Megapolitan
Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com