Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Blok G Tolak Relokasi Pedagang Sablon Pasar Senen

Kompas.com - 03/03/2014, 22:12 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Pedagang di Blok G Pasar Tanah Abang menolak rencana Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akan merelokasi pedagang sablon di Pasar Senen. Rencana itu dikhawatirkan mengganggu kelangsungan usaha mereka.

Penolakan itu disampaikan oleh Agus Hadi (46), pedagang pakaian anak di lantai 3 Blok G Tanah Abang. Hadi menolak berdagang bersama pedagang sablon. Menurut dia, proses pembuatan sablon dapat mencemari dan mengganggu barang dagangan pedagang lainnya.

Perlengkapan yang dibutuhkan untuk menyablon pun tak sedikit. Ia mengkhawatirkan keberadaan pedagang sablon justru makin membuat kawasan Blok G kotor.

Sedianya, relokasi itu dilakukan demi menarik masyarakat berkunjung ke Blok G Tanah Abang. Selain itu, relokasi pedagang sablon demi menciptakan sebuah ciri khas di Blok G Tanah Abang.

Ia menyadari bahwa kini Pemprov DKI Jakarta sedang berupaya menjadikan Blok G menjadi andalan mereka. Segala macam usaha dilakukan oleh Pemprov DKI dari berbagai aspek. Namun, Hadi mengatakan, relokasi pedagang sablon bukanlah satu-satunya cara menjadikan Blok G ramai pengunjung.

"Nanti yang ada, barang dagangan kita kotor kena sablonan mereka. Dagangan kita bersih saja enggak laku, bagaimana kalau kotor," kata Hadi kepada Kompas.com di Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (3/3/2014).

Apabila para pedagang sablon itu benar-benar dipindah ke Blok G Tanah Abang, Hadi berharap mereka ditempatkan di bagian pasar yang paling ujung dan belakang. Selain itu, setelah penyablonan, ada proses pengeringan. Proses itu pula, kata Hadi, yang akan menyulitkan bagi pedagang non-sablon lainnya. Di tengah pasar, hampir semua los juga hampir terisi penuh.

Setali tiga uang dengan Hadi, Sumiyati (38) juga menolak relokasi pedagang sablon Pasar Senen ke Blok G Tanah Abang. Sumiyati yang sudah berdagang selama 12 tahun di kawasan Tanah Abang itu mengharapkan Pemprov DKI lebih memikirkan nasib para pedagang yang ada.

"Di depan, tengah, dan belakang pasar juga sudah diisi pedagang. (Pemprov DKI) jangan bertaruh sesuatu yang sulit. Lagi pula, apakah mereka (pedagang sablon) juga mau dipindah ke sini? Sepi lho di sini," kata Sumiyati.

Pada kesempatan berbeda, Direktur Utama PD Pasar Jaya Djangga Lubis mengatakan, tujuan perubahan fungsi pasar Blok G Tanah Abang menjadi pasar tematik adalah untuk menarik pengunjung datang ke pasar tersebut. Jangan sampai pedagang Blok G menjual dagangan serupa dengan blok-blok lainnya.

Sebagai langkah awal pembangunan pasar tematik itu, PD Pasar Jaya akan membawa beberapa pedagang sablon Senen ke Blok G. Apabila strategi itu berhasil, hal tersebut dapat memberi contoh kepada pedagang lain. Djangga mengatakan, pasar tematik yang telah ada sebelumnya, seperti pasar onderdil di Kemayoran dan pasar burung di Pramuka, dapat bertahan lama dan memiliki pangsa pasar tersendiri.

"Jadi, yang berjualan di Blok G harus kami kembangkan supaya menjadi penunjang bagi pasar Blok A, Blok B, dan Blok F. Kalau di Blok A beli kaus per lusin atau per kodi, nah sablonnya di Blok G," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com