Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

630 Pemilih di Bandara Soekarno-Hatta Tidak Disediakan TPS

Kompas.com - 08/04/2014, 15:46 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com -- Sebanyak 630 pekerja di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, akan memberikan suaranya pada Pemilu Legislatif 2014, Rabu (9/4/2014) di tempat pemungutan suara (TPS) terdekat. Pasalnya, tidak ada TPS di lingkungan bandara.

"Untuk tahun ini di bandara (Soekarno-Hatta) tidak disediakan TPS. Pemilih bisa memilih di TPS Kelurahan Pajang, Kecamatan Benda, Kota Tangerang," ujar Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang Sanusi Pane kepada Kompas.com, Rabu siang.

Saat ini, kata Sanusi, ke-630 pemilih tersebut sudah terdaftar sehingga tidak ada masalah.

Sebelumnya, KPU Kota Tangerang telah berkoordinasi dengan pihak otoritas Bandara Soekarno-Hatta untuk menentukan tempat pemilihan bagi karyawan dan pekerja di sana. KPU Kota Tangerang menawarkan dua alternatif, yakni ikuti pemilu di rumah masing-masing dan perlambat jam masuk kerja, atau diarahkan ke TPS terdekat.

Selain itu, kata Sanusi, pemilih lain yang bukan berasal dari Kota Tangerang tidak perlu takut karena semuanya sudah terdata sebagai pemilih di TPS. "Kami sudah fasilitasi semua, termasuk pekerja yang merantau, mahasiswa, juga orang luar Tangerang yang tinggal di sini," tambahnya.

Pada Pemilihan Umum 2009, KPU menyediakan enam TPS yang berlokasi di dalam kompleks Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com