Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Sindir Perayaan Hari Buruh dengan Hura-hura

Kompas.com - 01/05/2014, 17:27 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyayangkan Hari Buruh Internasional dirayakan dengan pesta dan konser. Menurut Jokowi, anggaran yang terkumpul dari iuran buruh lebih baik dipergunakan untuk santunan kecelakaan atau membeli ambulans.

"Daripada untuk memobilisasi demo dan hura-hura, lebih baik uangnya dibelikan ambulans. Sehingga bisa antar jemput buruh-buruh yang sakit," kata Jokowi seusai menjenguk buruh korban kecelakaan kerja, di Gang Al Bahar, Jalan Rorotan 2, Jakarta Utara, Kamis (1/5/2014).

Jokowi yang didampingi oleh anggota Komisi IX DPR RI, Rieke Dyah Pitaloka, itu menjenguk Abdullah (40), seorang buruh yang mengalami kecelakaan kerja. Abdullah yang bekerja sebagai buruh panggul di PT Tunas Baru Sejahtera mengalami kecelakaan kerja enam bulan yang lalu dan mengakibatkan pinggangnya patah.

Meskipun kondisi Abdullah berangsur baik, lanjut Jokowi, Abdullah tetap harus mendapat perawatan hingga pulih. Setiap hari minimal ia mengangkat 18 kilogram beban per karton dengan penghasilan Rp 118.000 per minggu.

Pendapatan yang diterima Abdullah itu tidak mencukupi untuk biaya berobatnya. Abdullah hanya menerima santunan kecelakaan sebesar Rp 50.000 dari perusahaan tempatnya bekerja.

Selain itu, bukti rontgen Abdullah juga ditahan oleh perusahaan. Keadaan inilah yang membuat Jokowi prihatin. Ia pun berjanji jika kelak menjadi presiden, maka akan menyejahterakan buruh.

"Sudah disampaikan bahwa buruh dan pekerja kita ini harus bisa kerja layak, upah layak, dan hidup layak," kata Jokowi.

Tak berhenti sampai di situ, Jokowi juga keheranan saat melihat rumah kontrakan buruh yang kondisinya memprihatinkan. Rumah itu seluas 15x6 meter dan beratapkan asbes serta genting tua.

"Layak enggak? Kamu lihat sendiri saja, makanya saya ajak kamu ke sini," kata Jokowi kepada wartawan. 

Perayaan May Day ini dipusatkan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Puluhan ribu buruh yang datang dari segala penjuru Indonesia memadati SUGBK. Perayaan Hari Buruh Sedunia itu akan berlangsung hingga pukul 18.00 WIB.

Acara ini dihadiri grup band Kotak untuk menghibur buruh, serta diisi dengan orasi Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com