Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perekrutan Ribuan PHL, Cara Kurangi Penganggguran di Jakarta

Kompas.com - 15/07/2014, 11:31 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sosiolog Musni Umar menyambut baik rencana pemerintah provinsi DKI Jakarta yang hendak merekrut ribuan pegawai harian lepas (PHL) tenaga serba guna yang khusus bertanggung jawab terhadap kebersihan dan jalan rusak di tiap kelurahan. Menurut dia, kebijakan tersebut dapat mengurangi tingkat pengangguran dan potensi konflik sosial yang terjadi di kalangan warga masyarakat kelas menengah ke bawah.

Menurut Husni, penyebab banyaknya tawuran di Ibu Kota selama ini, terutama di pemukiman padat seperti di Tambora dan Johar Baru, karena tingginya tingkat pengangguran.

"Kalau diberi pekerjaan, tentu mereka akan punya kesibukan. Jadi energinya akan habis untuk bekerja, bukan untuk yang lain-lain," katanya kepada Kompas.com, di Balaikota Jakarta, Selasa (15/7/2014).

Tak hanya itu, Husni juga menjelaskan bahwa perekrutan PHL untuk tenaga serba guna merupakan kebijakan yang positif untuk mengatasi pengangguran di tingkat masyarakat menengah ke bawah yang memiliki keterbatasan kemampuan karena rendahnya tingkat pendidikan.

"Jadi, saya nilai langkah Pemprov DKI sudah sangat tepat. Memberikan orang pekerjaan untuk memperbaiki selokan dan mencari informasi mengenai jalan rusak merupakan cara tepat untuk mengurangi tingginya tingkat pengangguran," jelasnya.

Seperti diberitakan, rencana Pemprov DKI Jakarta untuk menempatkan PHL tenaga serba guna per kelurahan yang khusus bertanggung jawab terhadap kebersihan dan jalan rusak, sudah hampir masuk ke tahap pelaksanaan. Karena tak lama lagi, perekrutan PHL akan segera dilakukan melalui e-catalogue.

Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah menjelaskan nantinya per tiap kelurahan akan diisi oleh sekitar 50-100 orang PHL. Para PHL akan diberikan upah yang laik, sesuai dengan kontrak yang dimilliki.

"Nanti PHL akan kita taruh di kantor kelurahan. Jumlahnya sekitar 50 sampai 100 orang. Inilah yang nanti akan diberikan upah melebihi standard. Mereka punya tugas multifungsi. Kalau ada sampah diambil, bersihkan sampah di selokan, dan jalan rusak," kata Saefullah, di Balaikota Jakarta, Senin (14/7/2014).

"Tugasnya misalnya, di jalan sepanjang 200 meter tidak boleh ada sampah, jalan lubang, tidak boleh ada pohon rawan tumbang. Tanggung jawabnya sampai bersih," katanya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com