Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuasa Hukum Prabowo-Hatta: Permohonan Kami Bukan Ilusi dan Cerita Fiksi

Kompas.com - 06/08/2014, 10:57 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sangat yakin dengan data yang menjadi modal menggugat hasil pemilihan umum presiden ke Mahkamah Konstitusi. Dalam persidangan perdana, kubu Prabowo-Hatta meminta pada MK kesempatan untuk menjelaskan agar tak ada lagi yang menganggap remeh gugatan tersebut.

Kuasa hukum Prabowo-Hatta, Maqdir Ismail, menjelaskan, dalam sidang perdana yang digelar di MK, Rabu (6/8/2014) hari ini, pihaknya telah memperbaiki berkas permohonan. Ia sebutkan, ada beberapa perbedaan dalam data terbaru tapi tidak mengubah pokok permohohan yang telah disampaikan sejak awal.

"Kami mohon dengan hormat untuk bacakan semuanya supaya tidak ada lagi anggapan permohonan kami ilusi, tidak mendasar, dan rangkaian cerita fiksi, karena semua diperoleh berdasarkan proses hukum yang ada," kata Maqdir, saat mewakili tim kuasa hukum Prabowo-Hatta, di sidang perdana perselisihan hasil pemilihan umum di MK.

Maqdir menjelaskan, pihaknya tetap yakin bahwa Prabowo-Hatta menang dan mendapat perolehan suara lebih tinggi dari Joko Widodo-Jusuf Kalla di Pilpres 2014. Pernyataan itu ia sampaikan merujuk pada data di seluruh TPS yang diperoleh sesuai aturan hukum yang berlaku.

Ia melanjutkan, berdasarkan data yang diperoleh tersebut, Prabowo-Hatta mendapat 67.139.153 suara dan Jokowi-JK mendapat 66.435.124 suara. Angka yang memenangkan Prabowo-Hatta itu didapat berdasarkan penghitungan tim dengan menggunakan formulir penghitungan suara per tingkatan, mulai dari C1, D1, DA1, DB1, DC dan DD.

Mereka mengklaim telah terjadi penggelembungan suara pasangan Jokowi-JK pada formulir DA1-DB1 sebesar 1,5 juta. Sebaliknya, suara Prabowo-Hatta justru dikurangi sebanyak 1,2 juta.

"Untuk membuktikan kebenaran, kami akan membuktikan dengan seluruh data C1 di 52.000 TPS," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com