Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unas Dirazia karena Warga Resah dengan Peredaran Narkoba di Kampus

Kompas.com - 14/08/2014, 19:47 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Razia yang dilakukan Universitas Nasional (Unas) bekerja sama dengan Polsek Pasar Minggu dan Polres Jakarta Selatan rupanya dilatarbelakangi oleh keluhan dan aduan masyarakat.

Tak hanya sivitas akademika, warga sekitar juga resah dengan adanya peredaran narkoba di lingkungan kampus.

"Banyak masyarakat melihat perilaku kurang etis ini. Premanisme dan hedonisme. Sivitas pun akhirnya merasa tidak aman dan nyaman. Ternyata akar masalahnya adalah penggunaan narkoba. Oleh karena itu, kami coba atasi dengan pemberlakuan jam operasional kampus dari jam 08.00-22.00 WIB," kata Wakil Rektor bidang Akademik Iskandar Fitri dalam jumpa pers, Kamis (14/8/2014).

Sebelumnya, mahasiswa Unas boleh menginap di kampusnya. Akan tetapi, dengan adanya SK Rektor Nomor 112 yang mengatur adanya jam operasional tersebut, segala kegiatan kemahasiswaan, seperti rapat dan diskusi, tidak boleh diadakan di area kampus melebihi pukul 22.00. [Baca: Kecuali Sidang Skripsi, Mahasiswa Unas Dilarang Masuk Kampus]

"Berdasarkan laporan sekuriti, kampus ini pada waktu malam hari seperti pusat hiburan malam. Ada perdagangan narkoba. Mungkin mereka mengira kampus tempat aman untuk melakukan transaksi karena anggapannya polisi sulit masuk kampus," kata Iskandar.

Akan tetapi, semakin tingginya keluhan warga kampus dan adanya insiden pembakaran spanduk yang berisikan tata tertib kampus, Unas pun memutuskan untuk melakukan penyisiran di dalam kampus.

"Adanya info senjata tajam, bom molotov, dan katanya mereka punya kekuatan seratus orang, kami terancam. Makanya, kami putuskan untuk merazia," kata Iskandar.

Dari hasil razia tersebut, polisi menemukan lima kilogram ganja, lima gram sabu, dan senjata tajam, seperti pedang dan golok, di lingkungan kampus, salah satunya di dalam ruang senat. [Baca: Temukan 5 Kg Ganja di Kampus Unas, Polisi Periksa Empat Orang]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com