Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kios di Pasar Blok G Tanah Abang antara Hidup dan Mati

Kompas.com - 02/09/2014, 14:07 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah 12 bulan pengelola pasar Tanah Abang Blok G menggratiskan biaya sewa di sana agar para pedagang dapat meraup keuntungan terlebih dahulu. Namun, kesempatan itu sudah lama tidak dimanfaatkan dengan baik oleh sebagian pedagang di sana.

Data manajemen Blok G mencatat, terdapat sejumlah 579 kios di lantai 3 Blok G. Dari data tersebut, pedagang yang aktif hanya tinggal 20 persen. Selebihnya, kios milik pedagang yang simpang siur keberadaannya ditutup sementara oleh manajemen Blok G.

"Kita kasih tujuh hari. Kalau tidak kembali, kiosnya ditutup permanen," ujar Manajer Blok G Tanah Abang Namen Suhadi kepada Kompas.com di tempat, Selasa (2/9/2014).

Nantinya, kios-kios yang telah ditutup permanen itu akan dialihkan bagi pedagang lain yang menginginkan tempat di Blok G, khususnya lantai tiga. Adapun terkait biaya sewa atau tidak masih dievaluasi oleh PD Pasar Jaya, yang juga menaungi Blok G.

"Dalam September ini sudah diputuskan," tutur Direktur Utama PD Pasar Jaya Djangga Lubis.

Namun, kondisi di lantai tiga Blok G semakin sepi. Berdasarkan data kehadiran pedagang hari ini, yang tercatat hanya 29 kios yang buka. Tetapi, tidak semuanya ada pedagang.

Pantauan Kompas.com, dari 29 kios hanya ada 13 kios lengkap dengan pedagang dan barang dagangannya. Selebihnya, ada toko yang buka tapi tidak ada pedagang di sana. Barang dagangan pun hanya terlihat beberapa dan diletakkan begitu saja.

Pemilik kios yang tidak hadir itu biasanya menitipkan uang retribusi saat petugas pasar keliling untuk absen dan menarik uang retribusi. Salah seorang pedagang manekin menuturkan, banyak yang seperti itu di lantai tiga Blok G karena ingin mempertahankan kios mereka yang masih gratis biaya sewa.

"Biasanya itu jadi gudang, nanti malam baru jual di bawah (jalan Tanah Abang)," tutur pedagang itu.

Menurut dia, selama pemilik kios tetap membayar walaupun tidak buka kiosnya, itu tidak apa-apa. Namun, untuk pedagang yang tidak buka dan tidak juga menitipkan uang untuk membayar ke petugas, itu yang terancam ditutup permanen.

"Kalau kayak gitu sudah cuek banget, enggak mau tahu lagi lah istilahnya," tambah dia.

Bagi kios yang tidak buka dan tidak membayar, petugas akan menandakan nomor seri kios tersebut. Sedangkan untuk kios yang buka tapi tidak ada orangnya, juga dicatat oleh petugas namun belum tahu ada tindak lanjut apa dari pihak manajemen.

"Saya juga bingung ya, ini kayak buka tapi enggak buka," kata petugas tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com