Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat PSO, Penumpang KRL Tak Menanggung Kenaikan Tarif

Kompas.com - 07/10/2014, 14:54 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski ada kenaikan tarif per 15 Oktober 2014 mendatang, penumpang KRL commuter line dipastikan tidak perlu membayar lebih.

Menurut Manajer Komunikasi PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunnisa, tidak harusnya penumpang membayar lebih karena adanya tambahan Public Service Obligation (PSO) dari pemerintah.

Eva menjelaskan, PT KCJ dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menyepakati amandemen terhadap kontrak PSO yang saat ini berlaku.

Amandemen ini dibuat sejalan dengan kebijakan PT KCJ yang akan menaikkan tarif KRL, dan keinginan pemerintah memberi porsi PSO lebih besar.

"Jadi bagi penumpang kereta komuter, meski tarif dari operator naik, penumpang tidak akan merasakan kenaikan itu karena selisihnya semua dapat diserap oleh PSO," kata Eva melalui keterangan tertulis, Selasa (7/10/2014).

Eva memaparkan, saat ini tarif yang sebenarnya dikenakan pada layanan commuter line adalah Rp 3.000 untuk lima stasiun pertama dan Rp 1.000 untuk satu sampai tiga stasiun berikutnya.

Namun karena adanya PSO yang diberikan pada Juni 2013, tarif yang harus dibayar penumpang hanya sebesar Rp 2000 untuk lima stasiun pertama, dan Rp 500 untuk satu sampai tiga stasiun berikutnya.

Mulai 15 Oktober 2014, lanjut Eva, tarif yang sebenarnya dikenakan pada layanan commuter line naik menjadi Rp 5.000 untuk lima stasiun pertama, dan Rp 1000 untuk satu sampai tiga stasiun berikutnya.

Namun karena pemerintah memberi porsi PSO yang lebih besar untuk pengguna kereta komuter Jabodetabek, maka penumpang tidak harus menanggung kenaikan tarif.

"Jadi meski PT KCJ menaikkan tarif dasar, tarif untuk penumpang tetap akan sama, atau tidak ada kebaikan tarif untuk penumpang. Penumpang tetap membayar tarif yang sama dengan sebelumnya, yaitu Rp 2000 untuk lima stasiun pertama, dan Rp 500 untuk setiap satu sampai tiga stasiun berikutnya," papar Eva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com