Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekasi Jadi Bulan-bulanan di Medsos, Wakil Wali Kota Nilai Sudah Berlebihan

Kompas.com - 13/10/2014, 07:25 WIB
Jessi Carina

Penulis


BEKASI, KOMPAS.com — Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu memberi komentarnya terkait bully terhadap Kota Bekasi yang sedang marak di media sosial. Ahmad Syaikhu mengatakan, bully yang beredar tersebut dilakukan secara berlebihan.

"Itu adalah hal-hal yang terlalu melampaui batas. Tentu saya kira ini harus fair-lah. Jangan terlalu berlebihan," ujar Ahmad Syaikhu ketika dihubungi, Minggu (12/10/2014) malam.

Syaikhu mengatakan, kritik yang diberikan kepada Kota Bekasi saat ini sudah dijadikan acuan untuk melakukan perbaikan. Syaikhu melihat kritik yang biasa diterima sebagai bukti perhatian dari masyarakat. Dia mengajak kepada masyarakat, khususnya warga Bekasi, untuk ikut turut serta melakukan perbaikan di Bekasi.

Selain itu, Syaikhu menganggap bully yang beredar di media sosial memang diniatkan untuk mengangkat isu negatif di Bekasi. Melakukan hal itu, menurut dia, malah tidak membantu dalam menyelesaikan masalah di Bekasi. Namun, Syaikhu sadar bahwa salah satu budaya di media sosial adalah orang dapat berkomentar bebas di sana sekalipun kritik dilakukan tanpa ikut berpartisipasi.

"Tapi saya yakin, masih banyak masyarakat yang real, bukan di dunia maya maksudnya, yang masih mau sama-sama membangun Kota Bekasi," ujar Syaikhu.

Baru-baru ini Kota Bekasi sedang menjadi bulan-bulanan di media sosial. Alasannya, Kota Bekasi dianggap memiliki suhu panas, tekstur jalan yang rusak dan berdebu. Para netizen ramai-ramai mem-bully Bekasi dengan beragam meme.

Menyadari fenomena ini, akun Twitter ofisial milik Pemerintah Kota Bekasi, @pemkotbekasi, membuat sebuah tagar di media sosial Twitter untuk membalas ejekan-ejekan yang beredar. Tagarnya bernama #IniBekasiku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com