Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyiasati Beratnya Hidup di Ibu Kota Jakarta

Kompas.com - 19/11/2014, 14:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Biaya hidup yang tinggi di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta memaksa warganya untuk bersiasat mengatur pengeluaran. Pasar tradisional menjadi pilihan warga untuk berbelanja bahan makanan-minuman dan peralatan rumah tangga.

Pengeluaran juga ditekan dengan membiasakan memakan hasil masakan rumah. Strategi ini menjadi pilihan agar kebutuhan-kebutuhan lainnya juga tercukupi.

Menurut Survei Biaya Hidup 2012 yang dirilis BPS awal 2014, beban biaya hidup yang harus ditanggung satu keluarga dengan empat anggota mencapai Rp 7,5 juta per bulan.

Hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Litbang Kompas pada pertengahan November 2014 memperkuat bukti tingginya pengeluaran warga DKI Jakarta. Sebanyak 53,1 persen responden mengatakan, pengeluaran keluarga mereka berkisar antara Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta per bulan. Sebanyak 16,2 persen responden bahkan menyatakan biasa membelanjakan Rp 7 juta per bulan untuk berbagai kebutuhan keluarga.

Pengeluaran terbesar umumnya dihabiskan untuk berbelanja makanan dan minuman. Porsi biaya untuk makanan-minuman bisa membengkak jika ada acara makan di luar rumah.

Wulan (27), salah seorang responden, menyatakan biaya bersantap kelas dagangan kaki lima/warung sederhana untuk sekali makan kurang lebih Rp 20.000 per orang. Berarti biaya sekali makan untuk satu keluarga dengan empat anggota sekitar Rp 80.000. ”Bayangkan, mahalnya kalau makan di restoran,” kata Wulan.

Pengeluaran terbesar kedua adalah untuk biaya pendidikan anak. Porsi pengeluaran ini sulit ditekan mengingat masa depan sang buah hati taruhannya.

Pemerintah sebenarnya sudah berupaya menaikkan upah minimum provinsi/kota/kabupaten (UMP/UMK) untuk meningkatkan kemampuan masyarakat memenuhi kebutuhan dasarnya. Namun, usaha ini tampaknya harus berkejaran dengan kenaikan harga, mulai dari harga bahan pokok hingga biaya sekolah. Apalagi, lonjakan harga di Ibu Kota relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kota lainnya di negeri ini.

Dari catatan terbaru BPS, kenaikan harga pada Oktober 2014 dibandingkan bulan yang sama tahun lalu di metropolitan ini mencapai 5,17 persen. Padahal, inflasi tahunan pada Oktober gabungan di 82 kota di Indonesia hanya 4,83 persen.

Dengan tingginya ongkos hidup, beragam cara ditempuh untuk bisa bertahan di Ibu Kota. Pasar tradisional jadi pilihan karena dipercaya harga berbagai barang di sini lebih murah dibandingkan dengan di pasar modern.

Selain itu, prinsip substitusi juga diterapkan. ”Kalau misalnya harga ikan lagi naik, enggak dibeli dulu, ganti dengan yang lain,” demikian cara Yulia (22).

Ada pula yang berupaya menyusutkan pengeluaran dengan memakai kendaraan umum. Misalnya, naik bus transjakarta ataupun kereta commuter line ke tempat kerja setiap hari demi bisa tetap menabung. (Susanti Agustina S/Litbang Kompas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Megapolitan
Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan 'Mayday!' lalu Hilang Kontak

Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan "Mayday!" lalu Hilang Kontak

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Megapolitan
Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Megapolitan
Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Megapolitan
Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Megapolitan
Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Luka-luka Diserang Gangster, Remaja di Depok Ditolong Warga ke Rumah Sakit

Luka-luka Diserang Gangster, Remaja di Depok Ditolong Warga ke Rumah Sakit

Megapolitan
Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Megapolitan
Jatuhnya Pesawat Latih Tecnam P2006T di BSD: Pilot, Kopilot, dan Teknisi Tewas di TKP

Jatuhnya Pesawat Latih Tecnam P2006T di BSD: Pilot, Kopilot, dan Teknisi Tewas di TKP

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 20 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 20 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong | Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba

[POPULER JABODETABEK] Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong | Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Megapolitan
RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com