Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Sebut Ancol Bukan Milik DKI dan Tak Bisa Turunkan Harga Tiket Masuk

Kompas.com - 02/12/2014, 06:15 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak punya wewenang untuk ikut campur dalam penentuan besaran harga tiket masuk ke Taman Impian Jaya Ancol. Menurut Ahok, saat ini perusahaan yang mengelola Ancol, yakni PT Pembangunan Jaya Ancol, merupakan perusahaan yang telah berstatus "Terbuka (Tbk)".

"Ancol itu bukan punya Pemprov DKI lho, Pemprov DKI tidak punya pantai. Jadi, Ancol melalui PT itu yang bikin. Jadi, tidak bisa (ikut campur), Tbk lagi," ujar dia, di Balaikota Jakarta, Senin (1/12/2014).

Menurut Ahok, menaikkan harga tiket merupakan salah satu cara untuk membatasi jumlah pengunjung agar tidak membeludak. Meski demikian, Ahok menyatakan bahwa pihak pengelola Ancol memberikan pembebasan biaya untuk kalangan tertentu.

"Semua orang boleh masuk kok, cuma dibatasi. Yang pensiunan, veteran, tetap dikasih gratis masuk. Cuma memang kalangan tertentu," ucap Ahok.

Saat ini, harga tiket masuk ke Ancol ialah sebesar Rp 25.000 per orang. Adapun biaya untuk pengunjung yang membawa kendaraan ialah Rp 20.000 untuk mobil dan Rp 15.000 untuk motor.

Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk turun tangan mengkaji ulang harga tiket terbaru untuk bisa masuk ke Taman Impian Jaya Ancol. Menurut Pras, tidak sepatutnya Ancol menerapkan harga tiket yang mahal sebab Ancol dikelola oleh PT Pembangunan Jaya Ancol yang merupakan BUMD milik Pemprov DKI.

BUMD itu sendiri, lanjutnya, terkadang mendapat kucuran modal dari Pemprov DKI yang notabene berasal dari kas APBD.

"Taman Impian Jaya Ancol harus mengakomodasi semua lapisan masyarakat untuk berekreasi. Salah satunya ialah dengan memberlakukan harga tiket masuk yang terjangkau bagi warga," ujar Pras, Minggu (30/11/2014). (Baca: Ketua DPRD DKI: Tiket Masuk Ancol Kemahalan!)

Selain Pras, senator DPD RI dari DKI Jakarta, Dailami Firdaus, menilai kenaikan harga tiket akan memberatkan warga, terlebih setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi beberapa waktu yang lalu. Karena itu, Firdaus meminta agar Ahok membuat kebijakan untuk menurunkan tarif masuk Ancol.

"Ancol itu kan salah satu ikon wisata DK Jakarta. Jadi, jangan mempersulit warga untuk berwisata ke sana karena tarif yang tidak terjangkau. Mestinya, di waktu tertentu bisa digratiskan bagi mereka yang mempunyai KTP Jakarta," kata dia, Senin (24/11/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Bukti Lemahnya Pengawasan

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Bukti Lemahnya Pengawasan

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com