Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/12/2014, 20:16 WIB
KOMPAS.com - Hari Rabu (17/12) adalah awal dari program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memaksimalkan transportasi umum dengan uji coba pembatasan sepeda motor di ruas Jalan MH Thamrin-Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Hingga sebulan ke depan, ruas jalan tersebut bebas dari sepeda motor dan mereka harus menggunakan jalur alternatif.

Pembatasan tersebut merupakan upaya untuk membatasi penggunaan kendaraan pribadi di jalan raya sekaligus memaksimalkan angkutan umum secara bertahap (Kompas, 17/12). Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyiapkan kendaraan umum untuk mengangkut warga yang kini tidak bisa melintas.

Untuk sementara, pembatasan tersebut belum berlaku untuk kendaraan beroda empat.

Program tersebut mendapatkan beragam komentar di media sosial. Pro-kontra muncul karena melihat persiapan pemerintah untuk menanggulangi dampak kebijakan belum disiapkan secara serius. Dan yang paling diuntungkan justru para pengguna mobil pribadi yang juga merupakan bagian dari masalah kemacetan Ibu Kota.

”Ruas yang biasanya dilalui motor kelak akan disesaki mobil. Tjerdas betoel!” tulis akun @zenrs.

Begitu pula dengan lontaran akun @savicali yang menyebut bahwa jalan adalah milik umum yang tidak bisa dimonopoli seperti itu. Dia lebih setuju dengan kebijakan 3 in 1 di semua jalan besar di Jakarta karena tidak adil satu orang membawa mobil yang menghabiskan 3 meter x 5 meter jalan.

Menurut akun @PrayogiRaditya, pelarangan sepeda motor di ruas jalan tersebut hanya akan menguntungkan kendaraan roda empat kecuali ada regulasi baru untuk mereka. Tanpa harus menerapkan aturan 3 in 1, pembatasan sepeda motor, atau electronic road pricing (ERP), masyarakat akan menggunakan transportasi publik jika terintegrasi, tepat waktu, aman, dan nyaman.

”Rakyat dipersulit menggunakan motor, tapi transportasi umum seperti metromini tetap buruk. Ini namanya mencekik rakyat,” kicau akun @trisetyarso.

Tidak semua pengguna menolak rencana pemerintah. Ada cuit dari akun @unilubis yang memberi kesempatan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk membuktikan bahwa kebijakan itu tepat, salah satunya, mengurangi kecelakaan akibat sepeda motor.

”Setiap kebijakan yang diambil emang gitu. Enggak mungkin semuanya setuju. Tapi, apa boleh buat, ya, kudu manut. Jadi, semua perlu dicoba. Enak, ya, lanjut,” kicau akun @erric_kaka.

Akun @iKosasih milik CEO PT Transportasi Jakarta Steve Kosasih, memastikan, pihaknya menyediakan bus gratis untuk kawasan larangan sepeda motor.

Mari menunggu hasilnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penolakan Revisi UU Penyiaran Menguat, Kebebasan Pers Terancam dan Demokrasi Dikhawatirkan Melemah

Penolakan Revisi UU Penyiaran Menguat, Kebebasan Pers Terancam dan Demokrasi Dikhawatirkan Melemah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Megapolitan
Kala Komnas HAM Turun Tangan di Kasus 'Vina Cirebon', Janji Dampingi Keluarga Korban

Kala Komnas HAM Turun Tangan di Kasus "Vina Cirebon", Janji Dampingi Keluarga Korban

Megapolitan
SIM C1 Resmi Diterbitkan, Digadang-gadang Mampu Tekan Angka Kecelakaan

SIM C1 Resmi Diterbitkan, Digadang-gadang Mampu Tekan Angka Kecelakaan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Keluarga Vina Yakni Pegi Tersangka Utama Pembunuhan | Ahok Ditawari PDIP Maju Pilkada Sumut

[POPULER JABODETABEK] Keluarga Vina Yakni Pegi Tersangka Utama Pembunuhan | Ahok Ditawari PDIP Maju Pilkada Sumut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 28 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 28 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Megapolitan
NIK KTP Bakal Dijadikan Nomor SIM Mulai 2025, Korlantas Polri: Agar Jadi Satu Data dan Memudahkan

NIK KTP Bakal Dijadikan Nomor SIM Mulai 2025, Korlantas Polri: Agar Jadi Satu Data dan Memudahkan

Megapolitan
8 Tempat Makan dengan Playground di Jakarta

8 Tempat Makan dengan Playground di Jakarta

Megapolitan
Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan, Kuasa Hukum Keluarga Vina: Itu Hak Dia untuk Berbicara

Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan, Kuasa Hukum Keluarga Vina: Itu Hak Dia untuk Berbicara

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria Paruh Baya Pemerkosa Anak Disabilitas di Kemayoran

Polisi Tangkap Pria Paruh Baya Pemerkosa Anak Disabilitas di Kemayoran

Megapolitan
Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Megapolitan
Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Megapolitan
Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Megapolitan
Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com