Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Premium Enggak Ada, Harga Pertamax Turun Ya?"

Kompas.com - 24/12/2014, 14:19 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Reformasi Tata Kelola Migas merekomendasikan PT Pertamina (Persero) untuk menghentikan impor bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin RON 88 atau premium. Artinya, bila rekomendasi tersebut dilaksanakan, akan terjadi kelangkaan premium di pasaran. Bahkan, suatu saat BBM jenis premium tidak akan lagi diperjualbelikan.

Sebagai gantinya, BBM yang akan dijual di pasaran adalah jenis RON 92 atau pertamax. Ternyata, wacana tersebut masih belum banyak diketahui oleh masyarakat. Sejumlah warga tampak terkejut dan mengernyitkan kening saat ditanyakan hal tersebut.

"Serius premium enggak akan dijual lagi? Waduh, tambah mahal saja dong mau isi bensin," ujar Catur Yulisman (45), pengendara sepeda motor, Rabu (24/12/2014). [Baca: Tim Anti-Mafia Migas Rekomendasikan Penghapusan Impor Premium]

Warga Tanah Abang itu mengaku keberatan dengan wacana kebijakan tersebut. Menurut dia, pencabutan subsidi premium beberapa waktu lalu saja sudah membebani masyarakat, apalagi penghapusan premium di pasaran.

Menurut Rendi Rahadian (28), pengendara motor lainnya, penghapusan premium sebetulnya memberatkan. Namun, bila harga pertamax diturunkan, itu tidak akan terlalu menjadi masalah. [Baca: Pemerintah Masih Pikir-pikir Stop Impor Premium]

"Kalau premium enggak ada, harga pertamax turun ya? Seharusnya sih begitu, biar masyarakat, terutama rakyat kecil, enggak terlalu susah," ujar karyawan swasta yang mengaku sudah beralih menggunakan pertamax sejak harga premium naik ini.

Sebagai informasi, saat harga premium naik jadi Rp 8.500 bulan lalu, sedangkan harga pertamax mengalami penurunan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina dari Rp 10.500 menjadi Rp 9.950. Tujuannya adalah supaya masyarakat beralih menggunakan pertamax.

"Beda seribuan doang mending pakai pertamax, kualitasnya kan lebih bagus, lebih hemat," kata Rendi. Namun, bagi Hasby (30), pengendara sepeda motor, keputusan menghilangkan premium di pasaran akan berdampak besar, terutama untuk inflasi harga.

"Ini sama saja seperti naikin harga BBM. Dampaknya merembet ke yang lain-lain, efek dominolah," ucap pria berkacamata ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com