Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggunaan Senjata Api Marak

Kompas.com - 30/12/2014, 23:41 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Dibandingkan dengan tahun 2013, kuantitas kejahatan di Jakarta sepanjang 2014 menurun. Namun, secara kualitas, kejahatan tahun ini meningkat. Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Unggung Cahyono menyebutkan, indikasi itu dilihat dari maraknya penggunaan senjata api dengan modus yang kian beragam.

”Pada 2014 tercatat beberapa tindak kriminal menonjol dan menjadi perhatian masyarakat, seperti pencurian dengan kekerasan, pemberatan, penganiayaan berat, pembunuhan, judi, pemerasan, pengancaman, dan narkotika, secara kualitas meningkat karena pelaku menggunakan senjata api,” kata Unggung dalam jumpa pers akhir tahun di Polda Metro Jaya, Senin (29/12).

Secara kuantitas, dibandingkan dengan tahun 2013, kasus-kasus menonjol yang meresahkan masyarakat menurun. Jenis kejahatan pencurian dengan kekerasan turun dari 1.004 kasus menjadi 904 kasus, pencurian dengan pemberatan turun dari 5.101 kasus menjadi 3.513 kasus, penganiayaan dengan pemberatan dari 2.234 kasus menjadi 1.862 kasus, dan pembunuhan dari 74 kasus menjadi 68 kasus. Secara total, jumlah kejahatan menurun dari 51.444 kasus menjadi 48.503 kasus atau turun 5,71 persen dari tahun lalu.

Polda juga menyebutkan, crime rate (risiko penduduk terkena tindak pidana) menurun dari 226 orang per 100.000 penduduk pada 2013 menjadi 213 per 100.000 pada 2014. Crime clock juga mengalami pelambatan dari satu kejahatan setiap 10 menit 13 detik menjadi 10 menit 50 detik.

Untuk mengantisipasi peningkatan kualitas kejahatan, Unggung memerintahkan jajarannya untuk melakukan berbagai tindakan. ”Saya sudah minta ke anggota untuk razia besar-besaran pada malam hari. Sasarannya bukan lagi surat kendaraan, melainkan senjata api, bahan peledak, atau narkoba,” ujar Unggung.

Senjata api

Terkait penggunaan senjata api, Polda Metro Jaya juga terus berupaya menarik senjata yang beredar di masyarakat. Direktur Intelijen Keamanan Polda Metro Jaya Komisaris Besar Sutanto menyebutkan, kejahatan dengan menggunakan senjata api selama 2014 mencapai 128 kasus. ”Angka itu cukup signifikan. Harus menjadi perhatian,” katanya.

Menurut Sutanto, secara resmi ada 5.000 senjata api dimiliki masyarakat umum di Jakarta. Namun, sejak ada perintah dari Kepala Polri untuk tidak lagi memperpanjang atau menambah izin kepemilikan, Polda berusaha menarik senjata api yang beredar di masyarakat itu.

”Sekarang ini yang belum ditarik tinggal sekitar 1.000 pucuk. Ada kesulitan untuk menariknya. Ada pemalsuan surat. Ada juga senjata hilang yang tidak dilaporkan,” jelas Sutanto.

Sutanto menambahkan, sekitar 90 persen senjata api yang digunakan untuk kejahatan adalah jenis rakitan yang diproduksi di sejumlah daerah. ”Kalaupun senjata asli, biasanya itu dari sisa Poso, dari Filipina, dan dari Timor Timur. Tidak ada senjata api dari polisi yang digunakan untuk kejahatan,” tuturnya.

Berbagai kejahatan yang menonjol pada 2014 itu kemungkinan masih akan menjadi tantangan Polda Metro Jaya pada 2015. Menurut Unggung, sejumlah terobosan kreatif dibuat untuk memelihara keamanan dan memberikan rasa aman ke masyarakat.

”Salah satunya, Polda Metro Jaya membentuk wadah koordinasi tiga pilar, Bhayangkara Pembina Kamtibmas, Babinsa-Perangkat Kelurahan, sebagai garda terdepan dalam deteksi dini, cegah dini, dan penegakan hukum humanis,” katanya.

Jakarta Tertib

Unggung menambahkan, Polda Metro Jaya akan mulai menyosialisasikan program Jakarta Tertib tahun 2015. Program ini kesepakatan antara Polda, Kodam Jaya, dan Pemerintah Provinsi DKI.

Program terdiri dari tertib lalu lintas yang penegakan hukumnya dilakukan Polda, tertib buang sampah oleh Kodam Jaya dan Polda, tertib hunian oleh Pemprov, tertib pedagang kaki lima oleh Pemprov, dan tertib demo oleh Polda. Unggung berharap masyarakat ikut menyukseskan program itu.

Warga diimbau patuh aturan lalu lintas, seperti mematuhi pembatasan motor di Sudirman- Thamrin. Pendekatan penegakan hukum bakal dilakukan untuk kegiatan unjuk rasa dan tawuran warga yang mengganggu ketertiban. ”Masyarakat harus mendukung Jakarta Tertib lainnya, yaitu tertib PKL dan buang sampah,” ujar Unggung. (RTS/RAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com