Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janji Jokowi yang Masih Diingat Warga Kompleks Siliwangi

Kompas.com - 09/01/2015, 14:50 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Warga di Kompleks Batalyon Siliwangi yang tempat tinggalnya digusur dalam penertiban yang dilakukan oleh pihak Kodam Jaya, mengungkit kembali janji kampanye Joko Widodo sebelum menjadi Gubernur DKI. Warga menyebut Jokowi pernah datang ke lokasi itu saat kampanye pilgub.

Dalam kunjungan Jokowi kala itu, warga mengeluhkan kepada pria yang saat ini sudah menjadi orang nomor satu di negeri ini itu, perihal sengketa tanah mereka dengan pihak Kodam Jaya. Warga mengklaim, Jokowi dalam kampanye nya mengatakan bahwa warga boleh mengurus sertifikat tanah.

"Presiden Jokowi, sebelum dia jadi presiden, masih kampanye jadi gubernur, pernah kampaye di sini dan bilang tanah ini bisa jadi sertifikat. Pak Jokowi bilang, silakan bangun, silakan buat sertifikat, itu hak kalian. Itu yang masih ada diingat kami warga di sini," kata YB (25), warga RT 01 RW 10, kepada Kompas.com, Jumat (9/1/2015).

YB kini kehilangan rumahnya yang sudah rata dengan tanah. Padahal, pemuda yang mengaku memiliki buyut veteran bernama (almarhum) Gerson Bolang, yang dimakamkan di TMP Kalibata, dan juga cucu Purnawirawan Elsia Bolang (masih hidup -red) itu, baru saja membangun rumah, setelah kebakaran sekitar September 2014 kemarin.

"Rumah saya di depan situ. Sudah tingkat dua. Atap sudah baja ringan. Baru bangun dua bulan lalu. (Kerugian) di atas Rp 100 juta," ujar YB.

YB mengatakan, belum ada kabar ganti rugi terkait hal ini dari pihak TNI. "Enggak ada ganti rugi. Yang pasti enggak ada. Kita diusir seperti ayam. Hanya dikasih kontrak rumah satu bulan, itu juga di pinggiran, di Bekasi, Tambun, dan Pondok Ungu," ujar YB.

Namun, dirinya memilih tidak menempati kontrakan yang diberi pihak TNI. Sebab, setelah satu bulan itu, warga mesti membayar sewa sendiri. "Yang sudah masuk saja ada yang tidak punya air, listrik belum masuk, kontrakannya juga kecil. Benar-benar disediakan dadakan untuk warga. Harapan saya satu, kita bisa kembali ke sini," ujar YB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com