"Jadi gini, itu mobil baru yang harusnya rutenya itu lewat Transyogi ke Cileungsi terus Bantargebang. Nah, dia malah keluar lewat Jatibening," ujar Rahmat Effendi di kediamannya di Pekayon, Senin.
Rahmat menilai tindakan itu merupakan upaya sopir untuk mengurangi pemakaian solar truk. Rahmat mengibaratkan, apabila melalui rute yang seharusnya sopir truk harus mengisi solar sebanyak 30 liter, maka mereka bisa menghemat pengisian solar jika memotong rute.
Meskipun demikian, Bekasi tidak memulangkan maupun mengandangkan truk-truk tersebut. Upayanya menghentikan truk sampah itu juga tidak dilakukan secara sengaja. Kebetulan, setelah melaksanakan shalat dzuhur, Rahmat melihat truk sampah itu melintas di Jatibening.
"Tadi hujan-hujanan itu berhentiinnya. Tapi enggak saya kandangin. Saya ambil aja suratnya terus saya kasih ke Dinas Kebersihan DKI," ujar Rahmat.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi juga pernah mengusir belasan truk sampah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang melintasi jalur utama Kota Bekasi di luar jam operasional pada 3 Maret 2014 lalu.
Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi telah memiliki kesepakatan bahwa operasional truk pengangkut sampah warga Jakarta hanya boleh melintas pukul 21.00 hingga 04.00 setiap harinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.