Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permukiman Warga Hambat Penyedotan Lumpur di Waduk Pluit

Kompas.com - 23/02/2015, 17:16 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyedotan lumpur untuk normalisasi di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakara Utara, masih terkendala lantaran keberadaan sekitar 80 bangunan di lokasi. Dari total 120 bangunan yang harus ditertibkan, baru 40 yang hari ini dibongkar.

Menurut Koordinator Normalisasi Waduk dan Kali se-DKI Jakarta (sebelumnya ditulis Koordinator Normalisasi Waduk Pluit), Heryanto, sebanyak 80 bangunan masih menunggu kesiapan rusun sebelum dibongkar. Pihaknya berencana membongkar sisanya itu pada akhir Februari 2015.

"Pengerukan lumpur akan dilakukan setelahnya. Karena kita tidak ingin ada hal yang tidak diinginkan," kata Heryanto, di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (23/2/2015).

Heryanto mengatakan, puluhan rumah di tepi Waduk Pluit itu memiliki penopang atau fondasi yang berada di tepi dalam waduk. Jika lumpur disedot, dikhawatirkan bangunan tersebut dapat ambruk.

"Di penampang basah itu rawan sekali longsor. Kita selesaikan dulu (relokasi warga) baru kita keruk lumpurnya," ujar Heryanto.

Heryanto berharap agar warga dapat secepatnya direlokasi ke rusun. Setelah pemindahan warga yang bermukim di tepian selesai, pihaknya dapat langsung segera melakukan penyedotan lumpur. Rencananya, penyedotan lumpur dilakukan sebanyak 1,2 juta kubik. Penyedotan ini, lanjutnya, akan memakan waktu selama satu tahun. Fungsi penyedotan adalah untuk memperdalam waduk.

"Saat ini masih sedalam dua sampai tiga meter. Nanti mau kita dalamkan sampai tujuh meter," ujar Heryanto.

Menurut dia, semua alat berat sudah disiapkan di sekitar waduk untuk menyedot lumpur. Setelah bangunan di tepi waduk selesai, penyedotan lumpur akan dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com