Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Sering Terjadi di Pelintasan Kereta Rawa Buaya, Tanggung Jawab Siapa?

Kompas.com - 18/03/2015, 18:54 WIB
Nur Azizah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua hari berturut-turut, kecelakaan terjadi di perlintasan kereta api di Jalan Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat. Setelah sebuah minibus Avanza, kali ini seorang pengendara sepeda motor menjadi korban.

Kejadian berlangsung pada Rabu (18/3/2015) sekitar pukul 15.00 WIB. Sepeda motor bernomor polisi B 6053 KG yang dikendarai Ahmad Junaedi melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Rawa Buaya menuju Duri Kosambi.

Menurut saksi mata bernama Maman (55), Ahmad yang juga memboncengi anak perempuannya terlihat terburu-buru dan hendak menyalip sebuah mobil.

"Saya sudah teriak, 'awas kereta, minggir', tetapi korban tidak mendengar, malah melaju terus," kata Maman, saat ditemui di pelintasan kereta api. [Baca: Suami dan Anak Perempuannya Tewas Tertabrak Kereta, Rosulaini Histeris]

Alhasil, kedua korban terpental hingga sejauh 30 meter dan meninggal di tempat. Maman mengatakan, pelintasan kereta di Rawa Buaya memang sering menelan korban.

Hal itu kerap terjadi karena tidak ada palang otomatis dan bel peringatan saat kereta akan lewat. "Lihat saja, itu enggak ada palangnya. Alarm peringatan juga enggak ada. Kalau kereta mau lewat, pengendara pada enggak tahu," ujar Maman.

Sementara itu, seorang pemuda yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, beberapa waktu lalu banyak anak muda yang berjaga di area tersebut.

"Dulu banyak anak muda yang mengatur arus lalu lintas di sini, tetapi malah ditangkap polisi. Katanya bikin resah warga," ujar pemuda tersebut.

Ia melanjutkan, semenjak tidak ada yang mengatur pelintasan kereta di Rawa Buaya, kecelakaan sering terjadi.

Sementara itu, Sularto, Kepala Stasiun Rawa Buaya, tak mengelak saat pelintasan kereta tersebut dikatakan sering memakan korban. Namun, hingga kini PT Kereta Api Indonesia belum juga memasang palang otomatis dan alarm.

"Kami enggak pasang palang dan alarm di sana karena itu jalur ilegal, bukan jalur resmi," kata Sularto, Selasa (17/3/2015). Sularto mengatakan, pemasangan palang otomatis dan alarm di jalur ilegal adalah wewenang pemda dan daerah operasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Megapolitan
Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan 'Mayday!' lalu Hilang Kontak

Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan "Mayday!" lalu Hilang Kontak

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Megapolitan
Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Megapolitan
Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Megapolitan
Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Megapolitan
Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Luka-luka Diserang Gangster, Remaja di Depok Ditolong Warga ke Rumah Sakit

Luka-luka Diserang Gangster, Remaja di Depok Ditolong Warga ke Rumah Sakit

Megapolitan
Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Megapolitan
Jatuhnya Pesawat Latih Tecnam P2006T di BSD: Pilot, Kopilot, dan Teknisi Tewas di TKP

Jatuhnya Pesawat Latih Tecnam P2006T di BSD: Pilot, Kopilot, dan Teknisi Tewas di TKP

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 20 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 20 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong | Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba

[POPULER JABODETABEK] Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong | Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Megapolitan
RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com