Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Pengendara Sepeda Motor Gemar Lewat Jembatan Penyeberangan Orang

Kompas.com - 05/05/2015, 15:50 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Lingkar Luar, Jakarta Barat, terlihat berbeda dari biasanya. Jika jembatan penyeberangan umumnya ramai dengan pejalan kaki, di jembatan ini, penggunanya lebih banyak pengendara sepeda motor.

Jembatan tersebut biasanya dikenal dengan nama Jembatan Rawa Bengkel atau Jembatan Cendrawasih. Lokasi jembatan ada di dekat gerbang masuk Perumahan Taman Palem di salah satu sisinya dan SMKN 42 di sisi seberangnya.

Dalam beberapa menit saja, sudah ada beberapa pengendara sepeda motor yang melintasi jembatan tersebut untuk bisa menuju ruas jalan di seberangnya, salah satunya Didin (42).

Pria yang mengaku berkendara dari Pluit menuju Cengkareng ini menuturkan sudah biasa melewati jembatan tersebut dengan alasan lebih dekat.

Jika tidak lewat jembatan, Didin harus berputar agak jauh untuk bisa menyeberang ke ruas jalan yang dituju.

"Iya, saya tahu sebenarnya kalau ini jembatan buat orang. Tetapi, kalau lewat sini, bisa lebih dekat, enggak usah jauh-jauh," tutur Didin, Selasa (5/5/2015) siang.

Didin melihat bahwa tanjakan dan turunan di jembatan tersebut cukup curam sehingga dia harus lebih berhati-hati mengendarai sepeda motornya untuk lewat di sana.

Dia pernah mendengar cerita dari warga sekitar bahwa ada pengendara sepeda motor yang kehilangan keseimbangan, lalu jatuh dan terluka cukup parah.

"Pernah ada yang gegar otak, waktu itu diceritain, pas turunnya licin, jadi jatuh," kata Didin.

Tidak hanya Didin, pengendara lain, Ismet (38), juga lebih memilih naik ke jembatan penyeberangan itu.

Ismet yang melaju dari arah Kalideres ingin menuju Mal Taman Palem menaiki jembatan tersebut dengan sepeda motor bertransmisi otomatis sambil membawa barang yang diikatkan di belakangnya.

"Saya malah seringnya bolak-balik lewat sini, lebih cepat. Kalau lewat bawah kan mutarnya jauh," ujar Ismet.

Pantauan Kompas.com, jembatan itu memiliki bentuk fisik yang cukup lebar, sekitar 2 meter.

Bagian bawah sampai atas jembatan terbagi menjadi tiga bagian, dengan dua bagian merupakan anak tangga yang ada di sisi paling kiri dan kanan, lalu bagian jalan yang lurus di tengah.

Pengendara sepeda motor hanya bisa melalui bagian yang tengah. Kemiringan dari bagian bawah ke atas jembatan pun cukup curam, sekitar 45 derajat.

Pengendara yang akan naik harus memacu gas sepeda motornya lebih kencang agar bisa naik ke atas, sedangkan yang akan turun harus pelan-pelan sambil menekan rem sepeda motornya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com