RA dijerat Pasal 296 dan 506 KUHP dengan hukuman maksimal 1 tahun 4 bulan penjara. Dia diduga mengambil keuntungan dari perbuatan cabul.
Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso menuturkan, tertangkapnya RA membuka gerbang penyelidikan terhadap sindikat bisnis prostitusi lainnya. "Kemungkinan bisnis ini juga terjadi di daerah lain," katanya, pekan lalu.
Anggota Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan Budi Wahyuni menuturkan, polisi harus berani mengungkap siapa dalang di balik bisnis prostitusi di kalangan artis. "Kalau dia pejabat atau tokoh publik, penyelidikan harus sampai pada asal uang yang dipakai untuk mengeksploitasi tubuh perempuan," kata Ketua Nasional Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia itu.
Menurut Wahyuni, uang pejabat atau tokoh publik yang dipakai untuk membayar prostitusi bisa saja hasil korupsi, pencucian uang, atau gratifikasi seksual. Di sisi lain, dunia prostitusi adalah kehidupan yang penuh kekerasan, mulai dari kekerasan fisik seperti yang dialami korban pembunuhan Deudeuh Alfisarin (26), hingga kekerasan psikologis, seperti ancaman dan intimidasi. Kekerasan juga bisa berbalut iming-iming "manis", seperti pemberian uang banyak dan fasilitas mewah.
Menggiurkan
Terbongkarnya kasus RA dan AA membuka sisi lain dunia hiburan. Kehidupan serba "wah" pekerja dunia hiburan, seperti pemain sinetron, bintang iklan, penyanyi, dan model, nyaris setiap hari disebarkan di media massa ataupun media sosial.
"Saat kehidupan mewah artis disiarkan berulang-ulang, siapa sih yang akhirnya tidak tergiur?" kata Reza (34) dari The Headline Management.
Sejak 2003, lulusan Universitas Trisakti, Jakarta Barat, itu menyalurkan bakat anak muda dari sejumlah daerah untuk menjadi bintang layar kaca. Dari hanya memiliki 3 talent artis, kini Reza bekerja sama dengan 80 talent, termasuk penyanyi Dhea Ananda, model Fahrani, dan Sophia Latjuba.
Bermodalkan wajah menarik dan tubuh proporsional, orang dari berbagai pelosok Tanah Air datang ke Jakarta. Kerap mereka mengadu nasib tanpa kemampuan seni peran ataupun model memadai. Manajemen artis pun menginvestasikan sejumlah dana untuk "memoles" mereka.
Investasi itu mulai dari biaya untuk mengikuti kelas peran, perawatan kecantikan, kebutuhan make-up, dan pakaian. Membutuhkan 2-3 tahun agar investasi itu membuahkan hasil. Investasi bisa menguap saat si artis tertimpa gosip miring, seperti kasus narkoba atau perselingkuhan.
Salah satu pemain film, Wulandari Indah Mustika (20), menuturkan, keinginan memiliki gaya hidup mewah terkadang menjerat seorang artis masuk dalam bisnis prostitusi. "Gaya hidup tinggi harus diimbangi pendapatan tinggi. Kalau pendapatan ternyata tidak seberapa, biasanya ada yang tergiur mencari jalan pintas," kata pemeran film Halusinasi itu.
Meski demikian, Wulandari mengungkapkan tidak terpengaruh isu prostitusi artis. "Asalkan saya tidak terlibat, ya, santai saja," katanya.
Pembawa acara televisi dan bintang iklan Cedric Andika Devis (24) pun menyatakan hal sama. "Prostitusi di dunia hiburan seperti rahasia umum," kata pria berdarah Perancis itu.
Kerja keras