Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasangan Lansia Ini Menunggu Pesawat 24 Jam Lebih di Bandara Soekarno-Hatta

Kompas.com - 06/07/2015, 18:43 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Yusuf Usman (61) dan Mahdalia Elva (58) seharusnya sudah ada di Kairo, Mesir, pada hari ini, Senin (6/7/2015). Namun hingga kini mereka masih "terdampar" tanpa kepastian di Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Mereka sebenarnya dijadwalkan terbang menggunakan Garuda Indonesia dari Palembang, Sumatera Selatan, pada Minggu (5/7/2015) pukul 09.00 WIB, dan transit di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Untuk penerbangan internasional menuju Kairo, mereka menggunakan Egypt Air, yang dijadwalkan terbang dari Bandara Soekarno-Hatta kemarin pukul 19.00 WIB. Kenyataannya, pada jam itu mereka baru bisa meninggalkan Palembang karena penerbangan Garuda terdampak kebakaran yang terjadi di JW Sky Lounge di Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta.

"Harusnya kita sudah terbang ke Jakarta itu jam 09.00 WIB. Tapi katanya ada masalah jadi diundur. Dijanjiin mundur ke jam 13.00 WIB, terus mundur lagi ke jam 15.00 WIB. Terus ke jam 17.00 WIB belum terbang juga. Akhirnya baru benar-benar terbang jam 19.00 WIB," kata Elva kepada Kompas.com di Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta, Senin (6/7/2015).

Yusuf dan Elva berencana untuk mengunjungi anak bungsunya yang kini sedang magang di Kedutaan Besar RI di Mesir sekaligus melaksanakan ibadah umrah. Mereka menggunakan jasa agen perjalanan yang mengatur tiga penerbangan mereka, yakni dari Palembang ke Jakarta, Jakarta ke Kairo, dan Kairo ke Mekkah.

Karena jadwal Egypt Air yang mengantar mereka ke Kairo terlewatkan, Yusuf dan Elva dibiarkan di Bandara Soekarno-Hatta tanpa kejelasan pada Minggu malam.

Saat itu, masih ada ribuan penumpang yang juga telantar tanpa informasi jelas akibat penerbangan Garuda Indonesia yang delayed seharian pasca-kebakaran di JW Sky Lounge, Terminal 2E.

Tiket hangus

Elva menyayangkan informasi yang minim dari pihak Garuda dari sebelum terbang di Palembang. Jika dia tahu penerbangan Garuda akan tertunda sampai sore, ia bisa memutuskan membeli tiket maskapai lain yang bisa membawa dia dan suaminya ke Bandara Soekarno-Hatta.

"Saya yang penting itu bisa kejar Egypt Air. Cuma saya sama suami loh dari rombongan yang ketinggalan. Itulah yang saya sayangkan dari Garuda. Padahal saya bisa saja beli yang lain atau cari penerbangan ke Halim terus ke Soekarno-Hatta naik taksi. Itu kan tiketnya sampai Mekkah sudah dibeli semua," terang Elva.

Elva mengatakan tiket perjalanan ke Kairo dan Mekkah yang sudah dibelinya senilai ratusan juta otomatis jadi hangus. Kini, pihak agen perjalanan bersama Yusuf masih berusaha mencari jalan tengah agar bisa mendapat penerbangan ke Kairo atau ke Mekkah langsung.

Tak ada penjelasan

Tidak hanya itu, sesampainya mereka di Bandara Soekarno-Hatta pada Minggu malam, sama sekali tidak ada yang memberi makan maupun minum sedikit pun. Mereka tidak mendapatkan penjelasan apapun dari pihak bandara maupun pihak Garuda yang berjaga di sana.

"Petugasnya cuma bilang ke kita, sabar, sabar, ditunggu saja, Bu," ujar Elva. Sampai larut malam mereka masih belum mendapat kejelasan.

Yusuf dan Elva memutuskan untuk menginap di salah satu hotel di dekat bandara. Mereka terpaksa mengeluarkan biaya menginap sebesar Rp 423.000 untuk satu malam.

"Saya simpan bukti bayarnya. Kalau bisa dibayar sama agen, jadi ada buktinya. Tapi kalau enggak bisa. Ya sudahlah mau gimana lagi. Kan kita juga perlu istirahat sama sahur," aku dia.

Anggap musibah

Yusuf dan Elva melihat kejadian yang mereka alami sebagai musibah. Mereka mengaku tidak marah walaupun sudah menunggu 24 jam lebih, mulai dari jadwal yang diundur sampai tidak ada kepastian sama sekali.

Namun jika sampai sore ini masih belum ada kejelasan, Elva akan melepas jasa agen perjalanan yang telah dibayar dan mencari maskapai sendiri untuk bisa ke Kairo dan Mekkah.

"Kita enggak mau kayak yang lain yang marah-marah banting meja teriak-teriak. Kita paham kalau ini namanya musibah, bukan maunya dia. Ada yang orangtuanya meninggal mau ke Semarang enggak bisa. Ada yang mau kunjungi anaknya juga enggak bisa. Terlalu banyak, ada ribuan," jelas Elva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com