Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Tahu Kondisi Korban Kebakaran Mandom, Keluarga Panik

Kompas.com - 11/07/2015, 01:32 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak keluarga korban kebakaran pabrik PT Mandom di kawasan industri MM 2100 Cibitung, Jawa Barat, mengaku belum tenang sebelum melihat langsung kondisi korban. Sebab, pihak RSCM selaku rumah sakit rujukan para korban luka bakar tersebut belum mengizinkan anggota keluarga untuk membesuk.

"Kita kan cuma pengin tahu saja. Kondisinya sekarang bagaimana. Jadi, pikiran bisa tenang, enggak macam-macam, enggak panik," ucap seorang kerabat korban, Asriati (35), Jumat (10/9/2015).

Sebelumnya, Asriati sempat mencari keponakannya, Sugeng Riono (21), di RS Hermina, Tambun, Bekasi. Namun, hal tersebut sia-sia karena Sugeng dan 19 korban lainnya, dirujuk ke RSCM sejak pukul 13.00 WIB.

"Saya sempat cari ke (RS) Hermina, tapi enggak ada. Ternyata dirujuk ke RS Fatmawati. Sudah jauh-jauh ke sini (RSCM), enggak boleh liat," ujarnya.

Keluarga lainnya, Harianto (45), juga menyesalkan larangan dari pihak RSCM untuk sekedar melihat kondisi korban. Padahal, Harianto hanya ingin melihat adik iparnya, Yulianti (42), meski dari balik kaca jendela ruang rawat inap.

"Kan cuma lihat saja, enggak ketemu langsung. Minimal kita tahu yang cedera apa saja," tuturnya.

Sementara itu, Harianto mengaku mendapat kabar Yulianti terbakar dari teman korban yang kebetulan masuk siang. Korban saat itu sempat meminta untuk mengabari orang tuanya.

"Saat kejadian, adik ipar saya masih sadarkan diri. Lalu dia meminta temannya untuk menelepon orang tuanya. Setelah itu informasinya diteruskan pada saya," kata Harianto.

Sementara itu, pihak RSCM tampak kewalahan melayani korban luka bakar tersebut. Humas RSCM, Tati, mengatakan jika larangan tersebut sifatnya hanya sementara. Mengingat nantinya akan diekspose terkait kondisi terkini korban beserta kronologi kebakaran.

"Tunggu saja. Kalau sudah lengkap semua, pasti kita gelar press release," tuturnya.

Seperti diketahui, kebakaran tersebut diduga akibat kebocoran gas di ruang produksi. Akibatnya, bangunan di ruang produksi hancur total dan menewaskan lima orang pekerja. Sementara itu, lebih dari 50 pekerja lainnya mengalami luka bakar serius di sekujur tubuh dan wajahnya. Saat ini, polisi membuka posko ante mortem di Polres Bekasi Kabupaten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Bukti Lemahnya Pengawasan

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Bukti Lemahnya Pengawasan

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com