Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangerang Diperkirakan Tak Bisa Dapat Akses Air Bersih Selama Dua Pekan

Kompas.com - 12/08/2015, 20:44 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Sejak Senin (10/8/2015), sejumlah tempat di Tangerang sudah kehilangan akses air bersih. Kondisi tidak adanya air bersih semakin meluas ke daerah-daerah lain dan semakin parah pada Rabu (12/8/2015), di mana warga kesulitan mencari air sementara kondisi air tanah kotor dan tidak layak konsumsi.

Ketiadaan akses air bersih ini disebabkan oleh jebolnya pintu nomor enam dari Pintu Air 10 atau Bendung Pasar Baru. Pihak yang bertanggung jawab terhadap kerusakan dan perawatan pintu air tersebut adalah Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane.

Perbaikan untuk pintu nomor enam itu disebut membutuhkan waktu hampir selama dua minggu, artinya, selama itu pula masyarakat tidak bisa mendapat akses air bersih.

"Proses perbaikannya bisa sampai 12 hari," kata Direktur PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Tirta Benteng Kota Tangerang Suyanto, Rabu malam.

Menurut Suyanto, ketiadaan air bersih bukan karena musim kemarau, melainkan karena lalainya pihak Balai Besar yang tidak merawat Pintu Air 10 sehingga kondisinya kini rusak parah dan merugikan masyarakat.

Jika Pintu Air 10 beroperasi normal, ujar Suyanto, stok air bersih untuk masyarakat Tangerang masih aman, karena ada cadangan 1.000 liter per detik.

Upaya sementara yang kini dilakukan oleh pihak PDAM adalah menempatkan sejumlah pompa air di Sungai Cisadane untuk memompa air masuk ke instalasi pengolahan air.

Selain itu, juga ada sejumlah truk tangki yang disiapkan untuk mendistribusikan air bersih ke semua wilayah Tangerang Kota dan Kabupaten Tangerang.

Meski demikian, upaya tersebut masih belum bisa mensuplai semua kebutuhan air bersih masyarakat. Kerusakan di pintu nomor enam tersebut sudah sejak tanggal 29 Juli 2015.

Saat itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Teuku Iskandar berkilah jika kerusakan di pintu nomor enam hanyalah kerusakan kecil.

Teuku juga berjanji akan memperbaiki kerusakan itu secepatnya. Namun, kenyataannya, kerusakan semakin menjadi dan membuat masyarakat luas kesusahan mencari air bersih.

Kondisi pintu air yang sudah harus segera mendapat penanganan dan perawatan sebenarnya sudah sering diutarakan oleh Kepala Pintu Air 10 Sumarto.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah juga sudah berupaya meminta bantuan Balai Besar, selaku pihak yang berwenang terhadap perawatan pintu air, namun tidak dikerjakan secara serius.

Kompas.com telah berusaha menghubungi Teuku untuk konfirmasi perbaikan Pintu Air 10, namun tidak ada respons.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com