Bagi Taufik, popularitas bukan indikator untuk memenangi pemilihan. Khusus untuk Ahok, Taufik menilai, popularitas yang dimilikinya lebih banyak disebabkan unsur negatif.
"Popularitas kan enggak peduli positif negatif. Kayak Ahok itu popularitasnya lebih karena kekasarannya," ujar dia saat dihubungi, Kamis (15/10/2015).
Taufik berkeyakinan seiring berjalannya waktu, popularitas dalam hal sisi negatif yang dimiliki Ahok akan semakin bertambah.
Indikator yang ia jadikan acuan adalah serapan anggaran yang rendah dan kasus dugaan kerugian negara dalam pembelian lahan di Grogol milik Rumah Sakit Sumber Waras.
"Jadi, kita yakinlah Ahok bakal kalah," ujar Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta ini.
Seperti diberitakan, hasil survei yang digelar Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan, bila Pilkada DKI digelar pada saat ini, diprediksi Ahok akan tetap unggul dibandingkan calon lainnya.
Persentase yang diraih Ahok bahkan jauh melampaui calon-calon lainnya. Berdasarkan survei tersebut, Ahok mendapatkan dukungan masyarakat Jakarta sebesar 23,5 persen.
Urutan kedua diduduki Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dengan persentase 3,0 persen. Urutan ketiga ditempati mantan Gubernur Fauzi Bowo dengan persentase 2,1 persen.
Beberapa nama lain yang muncul berurutan setelah Fauzi Bowo adalah Tri Rismaharini, Tantowi Yahya, Jokowi, Abraham Lunggana, dan Anis Matta.
Meskipun unggul, Ahok diperkirakan belum tentu keluar sebagai pemenang. Sebab, terdapat 63,2 persen masyarakat yang menyatakan belum menentukan pilihan.
Survei yang dilakukan SMRC digelar dengan mewawancarai 800 responden. Dari jumlah tersebut, hanya 631 responden yang bisa diwawancarai dengan data valid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.