Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPRD DKI: Salahnya PKL Apa Sih?

Kompas.com - 22/10/2015, 20:05 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Banggar DPRD DKI, Syarif, merasa heran dengan sikap Unit Pelaksana Teknis Monas yang begitu memusuhi pedagang kaki lima (PKL). Hal itu menanggapi komentar Kepala UPT Monas Rini Hariyani yang mengatakan pengajian tidak boleh digelar di Monas karena akan mengundang PKL.

Sementara itu, Monas harus steril dari PKL. "Bu, saya heran kok Monas harus steril dari PKL? Salahnya PKL apa sih Bu? Kayak kota suci saja yang haram dimasuki PKL. PKL kok dianggap musuh, dibuanglah pikiran kayak gitu," ujar Syarif di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Kamis (22/10/2015).

Menjawab hal tersebut, Rini mengatakan, ada laporan pengunjung Monas yang merasa tidak nyaman dengan adanya PKL. (Baca: Ahok: Pengajian Kan Bisa di Istiqlal)

Pengunjung Monas sering kali dipatok harga ketika membeli makanan atau minuman di Monas.

"PKL ini Pak, mereka sering sekali berjualan harganya lebih tinggi. Bapak pernah dengar kan, pengunjung datang mereka langsung dikasih Coca-Cola dan itu sudah dibuka tutupnya. Mereka langsung disuruh membayar, harganya dipatok," ujar Rini.

"Bu, dosa apa PKL gara-gara itu langsung digeneralisasi? Kita sih sudah paham Bu ada yang suka patok harga, tetapi itu kan namanya kasus Bu. Bukan berarti harus dilarang keseluruhan," jawab Syarif. (Baca: Ahok Diminta Izinkan Pengajian di Monas)

Untuk diketahui, kawasan Monas memang tertutup untuk PKL. PKL tidak diizinkan masuk ke kawasan Monas untuk berjualan, meskipun sesekali ada pula PKL yang menyusup dan berjualan di dalam Monas.

Tempat berjualan makanan yang diizinkan di Monas berada di Lenggang Jakarta. Namun, tidak semua PKL tertampung di lokasi binaan tersebut.

Sebelumnya, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama tidak memberikan izin pengajian di Lapangan Monas.

Menurut dia, hal tersebut semata-mata bertujuan untuk menjaga kesterilan kawasan tersebut dari pedagang kaki lima (PKL). (Baca: Ahok Tawarkan Zikir di Istiqlal, tetapi Ditolak karena Dagangan Tidak Laku)

Basuki menyampaikan hal itu menanggapi adanya petisi di change.org yang memintanya mengizinkan kembali diadakannya pengajian di Monas.

Petisi sendiri ditulis oleh Kurniadi yang menyebut bahwa Majelis Rasulullah hendak menyelenggarakan pengajian di lokasi tersebut pada November mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com