Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peserta Rapat Tertawa Saat Membahas Pergub Demo Bersama DPRD DKI

Kompas.com - 10/11/2015, 17:47 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi A DPRD DKI menggelar rapat membahas Pergub 228 Tahun 2015 tentang Pengendalian Pelaksanaan Penyampaian Pendapat di Muka Umum pada Ruang Terbuka.

Rapat tersebut dihadiri oleh perwakilan serikat buruh, BEM mahasiswa, Komnas HAM, dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Sekretaris Komisi A DPRD DKI Syarif yang memimpin rapat tersebut mengutarakan kebingungannya atas pergub tersebut. Sebab, pasca revisi, pergub tersebut tidak lagi mengatur demonstrasi di tiga titik lokasi.

Syarif mengatakan revisi tersebut membuat pergub tidak mengatur apapun.

"Isinya apa dong pergub ini? Sanksinya enggak ada, yang diatur juga enggak ada. Cuma menginformasikan bahwa Pemprov punya tiga tempat demo, kalau mau demo di sana silakan kalau enggak ya sudah. Buat apa dong ini pergub," ujar Syarif di gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Selasa (10/11/2015).

Mendengar hal itu, peserta rapat pun menertawakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) DKI dan Biro Hukum DKI sebagai perwakilan pihak Pemerintah Provinsi DKI. Mereka tertawa terbahak-bahak karena pergub yang dikeluarkan seolah tidak ada isinya.

"Udah cabut! Cabut!" ujar peserta rapat.

"Tapi yang saya bingung, pembiayaan pergub ini dibebankan kepada APBD. Enggak ada isinya tapi ada biayanya," ujar Syarif. (Baca: Pemprov DKI Revisi Pergub soal Lokasi Unjuk Rasa)

Peserta rapat kembali tertawa mendengar ucapan Syarif. Mereka pun menyoraki perwakilan Pemprov DKI yang hadir dalam rapat tersebut. Salah satu peserta mengatakan bahwa pergub tersebut seolah dipaksakan terbit.

Meskipun, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mengaku ada kesalahan dalam penyusunan awalnya. "Ini sepertinya Ahok gengsi aja. Udah salah, terlanjur diterbitkan, tapi gengsi mau cabut," ujar mereka. (Baca: Ahok Akui Salah dalam Menyusun Pergub Unjuk Rasa)

Pantauan Kompas.com, peserta rapat seringkali menertawakan penjelasan perwakilan Pemprov DKI dalam rapat. Sesekali mereka juga menyoraki dan berteriak sesuatu di pertengahan rapat. Situasi rapat koordinasi ini berbeda dengan rapat Komisi A biasanya.

Komisi A memang sering mengadakan rapat yang mempertemukan pihak eksekutif dengan masyarakat. Namun, suasana rapat tidak pernah segaduh ini. Meski menolak kebijakan pemerintah, masyarakat mendengarkan penjelasan eksekutif dan menyampaikan pembelaan mereka dengan tenang. (Baca: Prabowo Soenirman Setuju Pergub soal Demo Dicabut)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com