Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PDI-P Sentil "Teman Ahok"

Kompas.com - 16/03/2016, 16:43 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pilihan Basuki Tjahaja Purnama untuk maju dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017 dipertanyakan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Eva Kusuma Sundari. Basuki berencana maju melalui jalur independen sesuai keinginan kelompok relawan pemdukungnya, Teman Ahok.

Menurut Eva, Basuki dapat memimpin Jakarta karena peran PDI-P dalam Pilgub DKI Jakarta 2012 lalu. Eva meyakini relawan Teman Ahok pada saat itu belum ada, sehingga simpatisan PDI-P diterjunkan menjadi saksi di tempat pemungutan suara.

"Teman Ahok sudah ada ya tahun 2012? Aku komandan (pimpinan pemenangan) di Kecamatan Kalideres, belum pernah ketemu mereka. Semua saksi se-DKI adalah PDI-P, tidak ada relawannya. Jangan keliru, ya," kata Eva, melalui pernyataan tertulis, Rabu (16/3/2016).

Dengan maju melalui jalur independen, Eva juga memandang Basuki sudah meninggalkan PDI-P. Eva tidak sepakat jika PDI-P yang disebut meninggalkan Basuki.

Baca: Syarat Dukungan Calon Independen Diperberat?

Menurut Eva, bukti Basuki meninggalkan PDI-P adalah ketika memilih Heru Budi Hartono sebagai bakal calon pendampingnya dalam pilgub nanti. Padahal PDI-P memiliki Djarot Saiful Hidayat yang saat ini menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.

"PDI-P tidak meninggalkan Ahok. Ahok yang ninggalin PDI-P, tidak mau mendaftar (sebagai bakal calon) sesuai SOP," ucap Eva.

Basuki pernah mengungkapkan apa alasan dirinya memutuskan berjalan bersama relawan Teman Ahok. Keputusannya dipicu oleh perkataan Teman Ahok, hingga membuat dia yakin untuk maju dari jalur independen.

"Anak-anak Teman Ahok ini pintar ngomong juga tahu enggak. Aku bilang, 'Hei aku kalau sama PDI-P kan udah dapat mobil lengkap nih dikasih ibu, tinggal naik sampai ke kampung berikutnya, kota berikutnya. Kalau sama kalian kan naik bus enggak jelas nih.' Mereka bilang apa coba? Katanya, 'Kalau naik bus bisa bareng-bareng, Pak. Kalau naik mobil mewah kan kita enggak bisa ikut.' Pintar juga mereka ngomong. Ya sudah, ikut naik bus sajalah," ujar Basuki, Selasa (8/3/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com