Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peti Jenazah untuk Korban Helikopter Jatuh Disiapkan di RS Polri

Kompas.com - 21/03/2016, 15:29 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peti jenazah untuk para korban kecelakaan helikopter TNI Angkatan Darat, mulai didatangkan ke RS Polri. Sebab, rencananya para korban heli jatuh itu akan dibawa ke RS Polri, di Kramatjati, Jakarta Timur, setelah diberangkatkan dari Palu.

Pantauan Kompas.com, Senin (21/3/2016) peti jenazah didatangkan dengan menumpang sebuah truk dan tiba di RS Polri pukul 14.30. Peti yang dibawa ini langsung diantar ke kamar jenazah RS Polri. Petugas khusus yang telah berjaga, mengangkat dan membawa masuk ke kamar jenazah.

Ada sekitar 13 peti jenazah berwarna putih yang dibawa ke RS Polri. Lingkungan sekitar kamar jenazah RS Polri disterilkan oleh aparat Polri dan TNI yang berjaga. Jenazah rencananya akan diidentifikasi di RS Polri.

Kepala Instalasi forensik RS Polri Ajun Komisaris Besar Jayus Suryanta menyatakan, meski jasad misalnya sudah dikenali, proses identifikasi melalui ante mortem dan post mortem akan tetap dilakukan. Ini menurutnya sudah menjadi standar DVI internasional dan nasional. Pihaknya akan mencocokan data korban dengan keluarga.

"Nanti semua lewati prosedur ante-mortem dan post-mortem. Sekalipun dikenali juga tetap harus dan itu sudah prosedur DVI internasioanal dan nasional," kata Jayus, Senin siang.

Sebelumnya, kecelakaan helikopter itu merenggut 13 orang penumpangnya. Korban tewas yang dirilis Mabes TNI yakni ; Danrem 132/Tadulako Kol Inf Saiful Anwar, Mayor Inf Faqih, Kapten Dr. Yanto, Kolonel Inf Heri, Kolonel Ontang, dan Prada Kiki, Letkol Cpm Tedy, Kapten Cpm Agung, Lettu Cpn Wiradi, Letda Cpn Tito, Sertu Bagus, Serda Karmin, dan Pratu Bangkit.

Kecelakaan helikopter itu sejauh ini diduga karena faktor cuaca. (Baca: "Kami Bangga Agung Dimakamkan di Kalibata")

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal TNI Tatang Sulaiman menyatakan, cuaca saat helikopter itu jatuh, dalam kodisi hujan.

"Penyebab kecelakaan sementara diduga karena faktor cuaca. Cuaca di sana mendekati pendaratan di stadiun sepak bola di Poso itu dalam keadaan hujan," kata Tatang, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Minggu (20/3/2016) malam.

Tatang menyatakan, helikopter itu berangkat dari Desa Napu menuju Poso sekitar pukul 17.20. Namun, sekitar pukul 17.55, helikopter tersebut jatuh di atas perkebunan Kelurahan Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisi, Sulawesi Tengah Helikopter itu terbang dalam misi perbantuan untuk Polri di Poso.

Mabes TNI menyatakan, tim investigasi sedang dibentuk untuk mengungkap penyebab pasti jatuhnya helikopter tersebut. Dugaan awal, penyebab jatuhnya helikopter itu yakni akibat faktor cuaca hujan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com