Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gratiskan Layanan, Taksi Blue Bird Sulit Dipesan

Kompas.com - 23/03/2016, 06:39 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Manajemen Blue Bird hari ini memberikan layanan taksi gratis, Rabu (23/3/2016). Namun, pemesanan ke beberapa pul taksi tersebut sulit dilakukan.

Sejak sekitar pukul 05.00 WIB, Kompas.com mencoba memesan taksi dari pul taksi Blue Bird di Ciledug dan beberapa kali menghubungi (021) 79171234/7941234. Namun, saluran telepon tersebut selalu sibuk.

Saat aplikasi My Blue Bird dicoba, pemesanan juga tidak berhasil.

Pemesanan berhasil saat menghubungi pul taksi Blue Bird di Kemandoran sekitar pukul 05.30 WIB. Operator Blue Bird menyebut bahwa layanan hari ini gratis.

(Baca: Hari Ini, Taksi Blue Bird Beri Layanan Gratis)

Pada Rabu (23/3/2016) ini, layanan gratis taksi Blue Bird berlaku untuk semua perjalanan di Jakarta dan sekitarnya selama 24 jam.

Perjalanan digratiskan sebagai bentuk kompensasi kepada pasca-demo sopir taksi dan angkutan umum, Selasa (22/3/2016).

Komisaris Blue Bird, Noni Sri Ayati Purnomo, dalam jumpa pers, Selasa (22/3/2016), mengatakan bahwa layanan taksi reguler gratis ini berlaku mulai Rabu pukul 00.00 selama 24 jam ke depan.

Dia juga menyampaikan bahwa manajemen Blue Bird akan memberikan ganti rugi bagi kendaraan warga yang rusak akibat aksi sopir Blue Bird dalam unjuk rasa hari ini.

Menurut Noni, Blue Bird Group tidak pernah mengizinkan sopirnya untuk ikut berunjuk rasa.

Sejak Minggu (20/3/2016), larangan di internal manajemen Blue Bird telah beredar bahwa sopir diimbau untuk tidak ikut berdemonstrasi.

Kendati demikian, Noni mengakui bahwa sopir Blue Bird terlibat aksi unjuk rasa ricuh pada hari tersebut. Aksi ini juga mengakibatkan sejumlah sopir Blue Bird menjadi korban.

Untuk sopir yang menjadi korban ini, kata dia, Blue Bird akan memberikan perlindungan dan fasilitas.

"Kepada pelanggan yang terganggu perjalanannya, kami akan berikan kompensasi yang baik sebagai pengganti ketidaknyamanan," tutur Noni.

Kompas TV Menanti Solusi Angkutan Berbasis Aplikasi
   
   
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com