Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penampakan Tanah Kelurahan yang Diduga Dijarah Oknum Pejabat

Kompas.com - 04/04/2016, 12:46 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Inspektorat Provinsi DKI Jakarta tengah mengusut kasus penjarahan tanah Kelurahan Cempaka Putih Barat, di Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Tanah tersebut diduga dijarah oleh mantan Wali Kota, kemudian dijual pihak keluarga.

Pantauan Kompas.com, Senin (4/4/2016), tanah yang terkait kasus tersebut berada di sisi kanan kantor Kelurahan Cempaka Putih Barat, tepatnya di RT 03 RW 07. Kondisinya berupa lahan kosong, dengan sejumlah pohon dan rerumputan yang tumbuh.

Tanah tersebut sudah dikelilingi tembok permanen, dengan pintu masuk depan berupa pagar. Namun, tembok yang berbatasan langsung dengan kelurahan sudah dibongkar hampir seluruhnya. Pembongkaran ini dilakukan pihak Pemprov DKI, untuk mengambil kembali lahan tersebut.

Di dalam lahan itu kini sudah dipasang plang bertuliskan "Tanah Milik Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta". Di keterangannya peruntukan tanah ini untuk kantor Kelurahan Cempaka Putih Barat.

Plang ini dipasang oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI. Saat dikonfirmasi, Lurahan Cempaka Putih Barat, Fetaria, membenarkan bahwa tanah di sebelah kanan kantornya, adalah lahan yang kasusnya tengah ditangani Inspektorat DKI.

Tembok yang sebelumnya menutup tanah tersebut memang sengaja dibongkar.

"Pembongkaranya Selasa (29/3/2016) di pimpin Pak Wali Kota, saya yang siapkan PPSU nya," kata Fetaria, saat ditemui terpisah di Kantor Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin siang.

Soal sejarah tanah tersebut, Fetaria yang mengaku menjabat sebagai lurah setempat per Januari 2015 itu tak tahu menahu. Namun, saat ia berkantor di sana, tanah itu sudah kosong dan dibatasi tembok.

"Tanah kosong saja, tidak ada bangunan," ujar Fetaria. (Baca: Sejumlah Pejabat di Jakpus Diduga Terlibat Penjualan Lahan Kelurahan)

Ia enggan menanggapi pernyataan inspektorat di media, bahwa tanah itu diduga diambil mantan Wali Kota Jakarta Pusat, dan dijual oleh istri wali kota.

"No comment, nanti saya salah memberikan statement. Saya hanya menyampaikan yang saya tahu," ujar Fetaria.

Inspektorat Provinsi DKI Jakarta saat ini tengah mengusut keterlibatan sejumlah pejabat dan mantan pejabat di lingkungan Kota Administrasi Jakarta Pusat yang diduga terlibat dalam penjualan sebagian lahan Kantor Kelurahan Cempaka Putih Barat untuk kepentingan pribadi pada tahun 2014.

Kepala Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Merry Erna Hani menuturkan, modus penjualan lahan yang notabene merupakan aset daerah itu dilakukan dengan cara mengecilkan luas lahan kantor kelurahan dari yang seharusnya. Lahan yang dijarah itu kemudian diatasnamakan kepada salah seorang pejabat yang pernah menjadi wali kota Jakarta Pusat.

"Luas lahan seharusnya 2.700 meter persegi. Namun, pada saat kami lakukan pengukuran, ternyata lebih kecil dari itu. Nah, selisihnya itu yang kemudian diakui milik mantan Wali Kota. Orangnya sih udahmeninggal, tetapi istrinya yang jual," kata Merry kepada Kompas.com di Balai Kota, Kamis (31/3/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com